“Kita tidak boleh membiarkan organisasi teroris PKK meracuni hubungan bilateral kita,” kata Hakan Fidan.
Turki berharap Irak secara resmi mengakui PKK sebagai organisasi teroris, kata Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan pada hari Selasa.
Berbicara dalam konferensi pers bersama mitranya dari Irak Fuad Hussein di ibu kota Irak, Baghdad, Fidan mengatakan “Kami berharap Irak, atas dasar persahabatan dan persaudaraan, secara resmi mengakui PKK sebagai organisasi teroris.”
“Kita tidak boleh membiarkan organisasi teroris PKK, yang merupakan musuh bersama Turki dan Irak, meracuni hubungan bilateral kita,” tambahnya.
“Kami tidak dapat menerima PKK yang menantang kedaulatan Irak.”
Fidan mengatakan integritas wilayah, kesatuan politik, dan kedaulatan Irak adalah salah satu prioritas Turki.
Sinjar, Makhmour, Qandil, Sulaymaniyah, dan banyak distrik Irak lainnya telah diduduki kelompok teror PKK.
Dalam lebih dari 35 tahun upaya terornya melawan Turki, PKK yang dimasukan daftar organisasi teroris oleh Turki, Inggris, AS, dan UE bertanggung jawab atas kematian lebih dari 40.000 orang, termasuk perempuan, anak-anak, dan bayi. YPG adalah cabangnya di Suriah.
Turki mendukung perjuangan Irak melawan organisasi teroris PKK, kata Fidan.
“Kami siap berkolaborasi dengan Irak dalam memerangi segala bentuk organisasi teroris, baik itu PKK atau Daesh, apapun namanya.”
“Kelompok-kelompok ini, yang bertujuan untuk melemahkan integritas teritorial dan kesatuan politik Irak, menargetkan stabilitas dan kemakmuran saudara-saudara kita di Irak, dan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan,” tambahnya.
Masalah air di Irak
“Turki memantau dengan cermat masalah air yang dialami Irak dan melakukan pendekatan terhadap masalah ini dari sudut pandang kemanusiaan,” kata Fidan.
Fidan mengatakan wilayah tersebut sedang mengalami periode terkering dalam beberapa tahun terakhir.
“Berkaitan dengan masalah air, mekanisme dialog kooperatif dan berkelanjutan harus disuse berdasarkan pada prinsip-prinsip ilmiah.”
Serangan terhadap Al-Quran
Fidan menghubungkan aksi penistaan terhadap Al-Qur’an yang sesang terjadi sekarang dengan pembakaran buku-buku sebelum Perang Dunia II.
“Prosesnya dimulai dengan pembakaran buku, kemudian berubah menjadi kamp-kamp konsentrasi.”
“Melawan ancaman ini, sebagai bagian dari dunia Muslim, kita harus berjuang bersama,” tambahnya.
Fidan mengingatkan, Dewan Menteri Luar Negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengadakan pertemuan luar biasa atas inisiatif Fuad Hussein pada Juli lalu.
“Sebagai hasil dari upaya-upaya kami di OKI, pembakaran kitab suci telah dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan kebencian terhadap agama oleh PBB.”
Tokoh dan kelompok Islamofobia di Eropa Utara dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali melakukan aksi penistaan terhadap kitab suci umat Islam, yang memicu kemarahan dari negara-negara Muslim dan dunia.
“Hubungan dagang kami dengan Turki mengalami kemajuan,” kata Fuad Hussein
Mencatat pentingnya hubungan antara Irak dan Turki, menteri luar negeri Irak mengatakan, “Kami memprioritaskan pengembangan hubungan ini melalui diskusi berkelanjutan dengan pemerintah dan kementerian Turki.”
“Kesamaan geografis, kemanusiaan, sejarah, dan budaya kita menjadikan pondasi dari hubungan ini.”
Dalam hubungan komersial dan ekonomi antara kedua negara, Hussein menyatakan bahwa “hubungan perdagangan kami dengan Turki telah berkembang pesat dan terus berkembang.”
Dia menekankan bahwa konstitusi Irak tidak mengizinkan kelompok bersenjata asing (seperti organisasi teroris PKK) menggunakan Irak sebagai basis untuk melancarkan serangan terhadap negara-negara tetangga.
Mengenai kunjungan yang direncanakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Irak, dia berkata “Saya harap kita bisa segera menandatangani kesepakatan bersama dan nota kesepahaman antara kedua pihak melalui kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Baghdad.”
Hussein mengatakan bahwa kedua negara terkena dampak perubahan iklim.
“Kami juga membahas masalah air dalam pertemuan. Kedua negara terkena dampak perubahan iklim. Perubahan iklim dan kekeringan berdampak negatif pada pertanian dan ekonomi di Irak.”
Dibutuhkan kerja sama yang berkelanjutan dan kolaboratif dalam masalah ini, tambahnya.
SUMBER: TRT WORLD