Serangan rudal terhadap kota Majdal Shams di dataran tinggi Golan kini menimbulkan kekhawatiran regional dan internasional bahwa hal itu akan menjadi pemicu perang antara Israel dan Hizbullah Lebanon dalam skala yang lebih besar. Selama ini, para mediator telah berupaya agar perang antara Israel vs Hizbullah tidak meledak karena kekhawatiran akan terjadinya eskalasi yang lebih luas di kawasan yang memang telah memanas sejak tanggal 7 Oktober lalu.
Israel menyalahkan Hizbullah bertanggungjawab atas serangan di kota Majdal Shams di dataran tinggi Golan, yang mengakibatkan 12 orang tewas dan sejumlah korban luka-luka lainnya . Hizbullah Lebanon dengan cepat menyangkal bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Pemerintah AS menyampaikan keprihatinannya yang mendalam atas serangan ke Majdal Shams yang bisa memicu perang besar antara Israel dan Hizbullah, sebagaimana disampaikan oleh seorang pejabat AS kepada Axios.
Israel sendiri telah berjanji akan menanggapi serangan tersebut. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Hizbullah “akan menanggung akibatnya yang lebih besar.”
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa militer Israel sedang mempersiapkan respon terhadap serangan ke Majdal Shams. Ia mengatakan bahwa “penyelidikan awal operasi tersebut mengungkapkan bahwa apa yang ditembakkan ke arah Majdal Shams adalah sebuah rudal, dan kemudian sirene diaktifkan.” Ia menyoroti bahwa “rudal tersebut diluncurkan dari utara desa Shebaa.”
Respon lebih keras disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz. Menurutnya “Hizbullah telah melewati garis merah, dan tanggapan Israel akan didasarkan pada hal itu.” Ia juga menjelaskan bahwa negaranya sedang mendekati momen perang besar di front utara dengan Hizbullah.
Hizbullah membantah bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa mereka “dengan tegas menyangkal tuduhan yang dilaporkan oleh beberapa media musuh dan berbagai platform media tentang penargetan Majdal Shams.” Mereka menekankan bahwa “serangan tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan mereka.”
Axios mengutip seorang pejabat Amerika yang mengatakan: “Apa yang terjadi hari ini bisa menjadi pemicu perang besar yang kami khawatirkan dan coba hindari selama 10 bulan.” Seperti diketahui, pemerintah Amerika selama berbulan-bulan telah mencoba memediasi antara Israel dan Hizbullah agar tidak salah perhitungan. AS meyakini kedua belah pihak dapat menghindari perang besar-besaran.
Selama beberapa minggu terakhir, baku tembak semakin intensif terjadi di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel. Berulang kali Israel melancarkan serangan udara yang ditanggapi oleh Hizbullah dengan serangan rudal dan drone ke wilayah-wilayah yang lebih dalam dan jauh dari perbatasan.
Sejumlah pengamat Israel meyakini bahwa militer Israel akan menanggapi dan menyerang Hizbullah dengan balasan yang lebih keras, namun tentunya meraka akan berusaha agar perang besar sebisa mungkin tidak terjadi.
Sumber: Skynewsarabia.