Sabtu pagi (3/6) dua orang tentara penjajah israel ditemukan tewas tertembak saat berjaga di perbatasan Al-Auja, yang menghubungkan Mesir dengan Palestina 48 (wilayah Palestina yang diduduki israel sejak tahun 1948). Beberapa saat setelah kejadian, petugas patroli militer israel tiba di lokasi setelah komunikasi dengan penjaga di perbatasan terputus, pelaku menembaki patroli yang bertugas. Seorang tentara israel kembali tewas saat itu dan dua lainnya terluka. Pihak zionis menyebut pelakunya adalah seorang aparat keamanan Mesir yang menyelundup masuk ke wilayah yang diduduki israel.
Sumber militer israel melaporkan, siang waktu setempat, Sabtu (3/6) pelaku yang mengenakan baju tentara Mesir berhasil ditembak, meninggal di lokasi kejadian setelah terlibat baku tembak dengan tentara israel di perbatasan. Menanggapi kondisi ini, pihak pemerintah Mesir mengaku tidak tahu-menahu terkait motif pelaku menyerang tentara penjajah israel. Versi Mesir menyebutkan, petugas keamanan yang berada di perbatasan mengejar penyelundup narkoba, sehingga terlibat baku tembak hingga menyebabkan tewasnya 3 tentara israel.
Senin (5/6) tersiar kabar, pelaku penembakan bernama Muhammad Sholah, yang baru satu tahun bergabung sebagai prajurit Republik Arab Mesir. Bagi israel kasus ini bukanlah sebuah kebetulan, diyakini bahwa pelaku sudah memiliki perencanaan yang matang. Ditandai dengan hal-hal berikut. Untuk sampai ke perbatasan, Sholah harus menelusuri sahara sejauh 5 km., bahkan bukan hanya itu, ia pun masuk ke wilayah israel sejauh 1,5 km. Dari aksinya dipastikan ia menguasai lokasi targetnya, sehingga dalam serangan pertamanya, ia dengan mudah menembakkan senjatanya ke arah dua tentara israel tanpa ada perlawanan sedikit pun.
Dengan bermodalkan senjata type AK-47 Sholah berhasil merobohkan tiga tentara israel yang dikenal memiliki persenjataan tercanggih. Sontak nama Muhammad Sholah menjadi tranding topic di media sosial yang ada di Mesir.
Setelah berhasil menembak Sholah, pihak israel melaporkan di dalam tasnya terdapat mushaf Al-Quran, beserta peralatan militer seperti pisau dan 6 kantong amunisi. Terdapat pula alat potong yang ia gunakan untuk memotong pagar kawat besi yang digunakan sebagai pembatas Mesir – “israel”.
Menanggapi kondisi ini, pihak penjajah israel mengaku kecolongan, mengingat selama ini kekhawatiran mereka terhadap serangan hanya akan terjadi di perbatasan Jalur Gaza, Lebanon dan Suriah. Adapun serangan dari arah Mesir seperti yang terjadi kemarin, benar-benar tidak mereka prediksikan sebelumnya. Bobolnya perbatasan dengan Mesir dikhawatirkan menginspirasi serangan serupa terjadi terulang. Disamping itu, hal tersebut bisa menjadi upaya masuknya kelompok bersenjata dari Jalur Gaza ke Sinai, dari situ kemudian mereka masuk ke wilayah israel. Atau bahkan, memungkinkan terjadinya kembali penculikan terhadap tentara israel dengan melakukan cara-cara serupa.
Sumber: Aljazeera, Arabi21
1 comment
Tentara Israel mungkin memiliki teknologi canggih tapi mental paling pengecut.