Alaa Al-Siddiq, seorang wanita aktivis dan kritikus hak asasi manusia, yang oleh pemerintah Uni Emirat Arab dianggap sebagai pembangkang, meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di London, hari Sabtu 19 juni lalu.
Alaa adalah Direktur Eksekutif ALQST, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Inggris. Organisasai ini mengadvokasi kebebasan dan hak asasi manusia khususnya di UEA dan umumnya dikawasan Teluk.
“Dengan kesedihan yang mendalam, ALQST berduka atas kematian mendadak Direktur Eksekutif kami yang dicintai dan dihormati Alaa Al-Siddiq pada Sabtu 19 Juni 2021,” kata kelompok itu dalam sebuah cuitan. “Semoga dia beristirahat dengan tenang.”
Ayahnya, Mohammad Al-Siddiq, juga seorang aktivis terkenal yang telah ditahan oleh pemerintah Uni Emirat Arab sejak 2013
“Hari ini, seorang peneliti berkebangsaan Uni Emirat Arab yang mumpuni dan saudari kita yang jujur, Profesor Alaa al-Siddiq, meninggal dunia, sementara ayahnya, Mohammad al-Siddiq masih mendekam di penjara terkenal di negerinya sendiri, Uni Emirat Arab,” tulis aktivis Saudi Abdullah al-Awda
Doha News mengabarkan bahwa Alaa dan suaminya mencari suaka di Qatar pada 2012, tempat mereka tinggal bersama kerabat mereka.
Kehadiran para aktivis ini di Qatar, dan sikap Doha terhadap mereka pada saat UEA menindak penyuara yang berseberangan dengan pemerintah, menyebabkan keretakan antara Qatar dan UEA yang sebenarnya bertetangga.
Abu Dhabi telah mengirimkan utusan ke Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani untuk meminta agar wanita tersebut diserahkan kepada pemerintah Uni Emirat Arab. Permintaan tersebut ditolak oleh pemerintah Qatar.
Sumber: Al Jazeera