Seluruh dunia saat ini menunggu apakah Israel akan membalas serangan Iran dinihari tadi dengan menyerang langsung ke wilayah Iran atau cukup dengan serangan-serangan dengan eskalasi kecil terhadap proxi-proxi Iran di Lebanon atau Suriah.
Iran sendiri telah memperingatkan Israel bahwa serangan balasan ke wilayah Iran akan dibalas dengan serangan balasan lebih tegas. Teheran juga memperingatkan AS agar tidak ikut campur menyerang Iran atau kepentingan dan pangkalan militernya di kawasan akan menjadi target Iran. Selain itu, Iran juga mewanti-wanti negara-negara Arab agar tak ikut campur.
Presiden AS Joe Biden telah memperingatkan Netanyahu agar tidak melakukan serangan balasan ke Iran serta tidak menyeret AS ke dalam perang regional. Menhan Israel, Yoav Galant seperti halnya Benny Gantz sepertinya akan mengamini permintaan AS dan menganggap keberhasilan Israel mencegat mayoritas drone dan rudal Iran sebagai sebuah kemenangan.
Namun, Menteri Pertahanan Nasional Israel dari sayap kanan radikal, Itamar Ben-Gvir dalam sebuah video yang dikutip oleh stasiun televisi Al-Arabiya justeru menginginkan agar Israel menyerang Iran dengan kekuatan penuh hingga tak ada lagi negara di kawasan yang berani menyerang Israel seperti yang dilakukan Iran pagi dinihari tadi. “Serangan balasan Israel harus menyebabkan negara yang kita serang menjadi gila.” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah media Israel menukil bahwa Netanyahu memperingatkan para menteri-menterinya untuk tidak memberikan keterangan pers apapun terkait Iran, hal yang menunjukkan adanya krisis antara Netanyahu dan para menteri-menterinya terutama dari sayap kanan radikal.
Dengan dibukanya kembali wilayah udara Israel, Yordania, Lebanon dan Irak setelah ditutup beberapa jam ke belakang, kemungkinan besar Israel tidak akan melakukan serangan balasan dalam skala besar ke wilayah Iran.
Kontributor: Taufik M. Yusuf