Armenia harus menghentikan upayanya untuk menggiring opini masyarakat internasional dengan pernyataan yang menyesatkan serta membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan, ungkap kementerian.
Pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Azerbaijan memperingatkan Armenia untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri negaranya, khususnya di wilayah Karabakh.
Dalam pernyataannya, kementerian juga mengecam pejabat Armenia karena telah menyebarkan “informasi palsu” yang mengatakan bahwa pos pemeriksaan perbatasan yang didirikan Aerbaijan di jalan Lachin sepanjang 6 kilometer (3,7 mil) menyebabkan “bencana kemanusiaan” dan menghambat tugas dari Komite Internasional Palang Merah (ICRC).
Pada hari Senin, Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan saat konferensi pers dengan Leo Docherty, Wakil Sekretaris Parlemen Inggris untuk Eropa, di ibu kota Yerevan, menuduh Azerbaijan memblokir jalan Lachin dan melakukan “pembersihan etnis”.
Kementerian Luar Negeri Azerbaijan mengatakan bahwa warga Armenia, ICRC, dan pasukan penjaga perdamaian dari Rusia melewati pos pemeriksaan dari kedua arah secara transparan dan teratur.
“Armenia harus menghentikan upayanya untuk menggiring opini masyarakat internasional dengan narasi-narasinya,” kementerian memperingatkan, dan mendesak pejabat Armenia untuk menghindari pernyataan yang membahayakan perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Di saat yang sama juga dikatakan bahwa upaya Armenia membawa misi-misi internasional ke wilayah Azerbaijan dan upayanya untuk menghambat dialog di Baku dengan penduduk Armenia yang tinggal di wilayah Karabakh dianggap sebagai campur tangan urusan dalam negeri negara itu.
“Jika Armenia mendukung perdamaian dan ketenangan di kawasan, maka mereka harus mengakhiri intervensi semacam itu,” kementerian itu menegaskan.
Menanggapi pernyataan tentang tahanan perang Armenia di Azerbaijan, kementerian menyatakan bahwa “kelompok yang dikirim oleh Yerevan setelah perang untuk melakukan provokasi secara militer di wilayah Azerbaijan… bukanlah tawanan perang.”
“Sebagai bentuk dari niat baik, Azerbaijan telah memulangkan hampir setengahnya orang-orang dari kelompok tersebut ke Armenia, namun pihak Armenia menolak untuk mengembalikan dua prajurit Azerbaijan yang tersesat dan menyeberang ke wilayah Armenia, menyiapkan persidangan terhadap mereka, sehingga merusak kepercayaan yang sedang kami bangun,” katanya.
Sumber: Anadolu Agency