Dilansir dari Middle East Monitor, Mohammed Badie, pemimpin Ikhwanul Muslimin yang ditahan, mengatakan bahwa dia masih menjadi pemimpin tertinggi organisasi tersebut, sumber-sumber Mesir melaporkan.
Saat muncul baru-baru ini di pengadilan untuk kasus 1206/2021, yang dikenal sebagai kasus spionase untuk Turkiye, Badie menegaskan bahwa dia masih menjadi pemimpin tertinggi (Mursyidul Aam) kelompok oposisi utama Mesir itu.
Hakim bertanya kepada Badie apakah dia masih menduduki jabatan sebagai pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin, dia mengatakan bahwa dia masih menjadi pemimpin tertinggi, dan Wakil Pemimpin Tertinggi saat ini Mahmoud Izzat menjadi penjabat pemimpin tertinggi setelah penahanannya.
Badie mengatakan, Ibrahim Munir menjadi pejabat pembimbing tertinggi setelah penahanan Izzat, dan ia tetap dalam posisi tersebut hingga kematiannya pada November 2022. Kemudian, kata Badie, Salah Abdul Haq menjadi penjabat pembimbing tertinggi.
Selain Badie, ada puluhan pemimpin dan anggota Ikhwanul Muslimin yang ditahan karena tuduhan terlibat dalam kerusuhan, kolaborasi dengan negara asing, dan terlibat dalam pembunuhan.
Banyak dari mereka menerima hukuman mati atau hukuman seumur hidup dan banyak diantara mereka yang telah hadir di pengadilan lebih dari 20 kali.