Hadirin rahimakumullah…
Indonesia adalah negeri yang kaya raya. Negeri yang subur dan makmur. Sehingga seniman ada yang mengatakan, “Orang bilang tanah kita tanah surga; tongkat, kayu, dan batu jadi tanaman.”
Indonesia adalah negeri agraris dengan lahan produktif 12 juta hektar/tahun. Negeri maritim yang sangat luas, yakni 5,8 juta km2. Kekayaan hutannya melimpah. Kayu jati negeri ini disebut-sebut sebagai kayu terbaik di dunia. Barang tambang negeri ini begitu melimpah: minyak, batu bara, emas, dan lain-lain.
Namun pertanyaannya, “Apakah Indonesia negeri yang sejahtera?”
Ada begitu banyak ironi di negeri ini. Indonesia negeri agraris yang subur dan makmur, tapi ia termasuk pengimpor beras terbesar di dunia.Pertanian dan kekayaan maritim belum terkelola dengan baik. Banyak penduduknya yang miskin. Banyak pengangguran.
Hadirin rahimakumullah…
Saya mengajak kita semua untuk bercermin melihat diri. Jangan-jangan, krisis dan berbagai ketidakberesan ini terjadi adalah karena dosa kolektif yang kita lakukan kepada Allah Ta’ala? Renungkanlah firman-Nya berikut ini:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menegaskan, keingkaran suatu penduduk negeri kepada nikmat-nikmat Allah akan menyebabkan mereka tertimpa kelaparan dan rasa tidak aman.
Jadi, kemiskinan, kelaparan, dan krisis ketidakamanan yang kita rasakan saat ini bisa jadi disebabkan karena kufur nikmat! Naudzubillah…Mungkin disebabkan karena kita lebih banyak lalai dari mengingat Allah Sang Pemberi nikmat? Mungkin karena lisan-lisan kita jarang menyebut-nyebut nama-Nya? Mungkin karena anggota badan kita lebih banyak merasa malas beramal daripada taat kepada-Nya?
Karena seandainya kita benar-benar bersyukur kepada Allah, tidak mungkin Dia akan mencabut kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan-Nya kepada kita. Kalau kita sungguh-sungguh bersyukur, tidak mungkin Allah akan mencabut keberkahan dari kekayaan yang kita miliki,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“…dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7).
Maka, jika kita menghendaki kehidupan yang baik di dunia dan akhirat, mulailah dengan bersyukur kepada-Nya. Tunduk dan patuhlah kepada-Nya. Jauhilah segala larangan-Nya. Bertaqwalah kepada-Nya.
Sadarlah, ketika nikmat-nikmat Allah tidak disyukuri dan malah disambut dengan kemaksiatan dan hawa nafsu, maka kerusakanlah akibatnya…
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Ruum: 41).
Sementara itu jika kita menyambut nikmat-nikmat Allah Ta’ala itu dengan rasa syukur; menyambutnya dengan iman dan takwa, maka akan terbukalah keberkahan dari langit dan bumi,
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96).
Hadirin rahimakumullah…
Ibnu Majah meriwayatkan hadits dengan sanad hasan dari jalur ‘Atha bin Abi Rabah dari Abdullah bin Umar r.a dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadapkan wajahnya ke arah kami dan bersabda:
يَا مَعْشَرَ الْمُهَاجِرِينَ خَمْسٌ إِذَا ابْتُلِيتُمْ بِهِنَّ وَأَعُوذُ بِاللَّهِ أَنْ تُدْرِكُوهُنَّ
“Wahai golongan Muhajirin, lima perkara apabila kalian mendapat cobaan dengannya, dan aku berlindung kepada Allah semoga kalian tidak mengalaminya
لَمْ تَظْهَرْ الْفَاحِشَةُ فِي قَوْمٍ قَطُّ حَتَّى يُعْلِنُوا بِهَا إِلَّا فَشَا فِيهِمْ الطَّاعُونُ وَالْأَوْجَاعُ الَّتِي لَمْ تَكُنْ مَضَتْ فِي أَسْلَافِهِمْ الَّذِينَ مَضَوْا
Tidaklah kekejian/perzinaan menyebar di suatu kaum, hingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan tersebar di tengah mereka penyakit Tha’un dan kelaparan yang belum pernah terjadi terhadap para pendahulu mereka.
وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلَّا أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَئُونَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ
Tidaklah mereka mengurangi timbangan dan takaran kecuali mereka akan disiksa dengan kemarau berkepanjangan dan penguasa yang zhalim.
وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلَّا مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنْ السَّمَاءِ وَلَوْلَا الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا
Tidaklah mereka enggan membayar zakat harta-harta mereka kecuali langit akan berhenti meneteskan air untuk mereka, kalau bukan karena hewan-hewan ternak niscaya mereka tidak akan beri hujan.
وَلَمْ يَنْقُضُوا عَهْدَ اللَّهِ وَعَهْدَ رَسُولِهِ إِلَّا سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ غَيْرِهِمْ فَأَخَذُوا بَعْضَ مَا فِي أَيْدِيهِمْ
Tidaklah mereka melanggar perjanjian mereka dengan Allah dan Rasul-Nya, kecuali Allah akan menjadikan musuh mereka (dari kalangan selain mereka) berkuasa atas mereka, lalu musuh tersebut mengambil sebagian apa yang mereka miliki.
وَمَا لَمْ تَحْكُمْ أَئِمَّتُهُمْ بِكِتَابِ اللَّهِ وَيَتَخَيَّرُوا مِمَّا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَّا جَعَلَ اللَّهُ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُمْ
Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka enggan menjalankan hukum-hukum Allah dan mereka memilih-milih apa yang diturunkan Allah, kecuali Allah akan menjadikan bencana di antara mereka.”
Hadirin rahimakumullah…
Marilah kita berusaha menjadi orang-orang yang bertaqwa dan bersyukur kepada-Nya agar terhindar dari marabahaya besar, di dunia dan akhirat.