Dewan Syariah Pusat (DSP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menerbitkan Tadzkirah Nomor 02/T/DSP-PKS/1447 H tentang Flexing dan Kesederhanaan. Dokumen tersebut mengingatkan seluruh kader PKS, khususnya tokoh dan pejabat publiknya, agar mewaspadai praktik pamer kemewahan (flexing) yang dinilai dapat mencederai muruah dakwah serta menurunkan kepercayaan publik.
Dalam keterangan tertulis yang ditandatangani Ketua DSP PKS Dr. KH. Muslih Abdul Karim, MA., dan Sekretaris KH. Mahmud Mahfudz, Lc., MH., flexing disebut sebagai perilaku tercela karena menampakkan harta, kemewahan, jabatan, atau pencapaian diri demi mencari pengakuan atau pujian. DSP menegaskan, sikap tersebut bisa melahirkan riya, ‘ujub, dan takabur, bahkan berpotensi menimbulkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat.
“Tiga perkara yang membinasakan adalah sifat kikir yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri,” demikian salah satu kutipan hadis Rasulullah saw. yang tercantum dalam tadzkirah.
DSP PKS mengingatkan bahwa kesederhanaan merupakan teladan para salafus salih. Umar bin Khattab r.a. dikenal sederhana meski memimpin dengan keadilan yang mengguncang dunia, sementara Khalifah Umar bin Abdul Aziz justru semakin zuhud setelah memegang tampuk kekuasaan. Kesederhanaan, ditegaskan DSP, bukanlah simbol kemiskinan, melainkan bentuk keindahan hidup tanpa berlebih-lebihan.
Selain itu, DSP menekankan bahwa kesederhanaan harus menjadi “bahasa dakwah” PKS yang selama ini dikenal sederhana, bersih, dan dekat dengan umat. Rakyat, menurut DSP, lebih merindukan pelayanan, advokasi, dan keadilan daripada penampilan glamor pejabat.
Dalam tadzkirah ini juga dijelaskan perbedaan antara flexing dengan menampakkan amal shaleh atau tahadduts binni‘mah. Amal yang ditampakkan untuk memberi teladan atau mendorong orang lain berinfak dinilai dibolehkan selama tidak disertai riya dan kesombongan.
“Negara dan umat menilai anggota, tokoh, dan pejabat publik PKS bukan dari kemewahan yang ditampilkan, melainkan dari kesungguhan dalam menegakkan ajaran Allah, menyuarakan kebenaran, dan memperjuangkan keadilan,” demikian ditegaskan DSP PKS.
Tadzkirah yang dirilis pada 24 September 2025 bertepatan dengan 2 Rabiul Akhir 1447 H itu diakhiri doa agar seluruh kader senantiasa diberi taufik untuk menjaga keikhlasan, kesederhanaan, serta keteguhan dalam perjuangan dakwah dan politik.