Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi telah meninggalkan ibu kota Turki, Ankara Rabu (04/09/24) dalam sebuah kunjungan resmi pertamanya ke Turki sejak menjabat sebagai Presiden pada tahun 2014.
Kunjungan ini terjadi setelah beberapa tahun hubungan buruk dan tegang antar kedua negara. Sebagaimana dilansir Bloomberg, pertemuan dua kepala negara islam itu fokus membahas kerja sama di bidang energi dan pertahanan, serta perkembangan terkini terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Menurut Anadolu Agency, pertemuan antara El-Sisi dan Erdogan bertujuan untuk menandatangani sekitar 20 perjanjian kerja sama antara Mesir dan Turki, diantaranya yang jelas adalah untuk meningkatkan volume pertukaran perdagangan antara kedua negara menjadi 15 miliar USD, naik dari angka saat ini yang berkisar di angka 10 miliar USD.
Diperkirakan, presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan tamunya El-Sisi serta delegasi yang berpartisipasi dalam pertemuan tersebut membahas rencana ekspor gas alam cair dari Mesir ke Turki, yang merupakan bagian dari rencana Ankara untuk menjadi pusat pasokan energi ke Eropa.
Turki juga berupaya untuk mengaktifkan kembali pengiriman barang antara pelabuhan Mersin di Turki dan Alexandria di Mesir, yang dapat meningkatkan kerja sama logistik antara kedua negara.
Terkait kerja sama pertahanan, Turki berupaya meningkatkan ekspor drone dan kendaraan lapis bajanya ke Mesir. Kedua alutista tersebut merupakan dua produk yang diincar Ankara untuk dijual dalam rangka meningkatkan kehadirannya di pasar Mesir.
Pada Februari lalu, Presiden Turki telah lebih dulu mengunjungi ibu kota Mesir, Kairo. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan bersejarah dan kunjungan pertamanya ke Mesir sejak 2012.
Dalam pertemuan mereka di Kairo, presiden Mesir dan Turki menegaskan keinginan mereka untuk membuka lembaran baru dalam hubungan kedua negara. Saat itu, El-Sisi mengatakan bahwa negaranya akan meningkatkan nilai kerja sama ekonomi dengan Turki menjadi 15 miliar USD di tahun-tahun mendatang.
Setelah kudeta terhadap Presiden Mohamed Morsi pada tahun 2013, hubungan antara presiden Turki dan Mesir memburuk dan kemudian mengalami peningkatan yang nyata sekitar dua tahun belakangan. Kedua negara besar itu kemudian mengambil langkah menuju rekonsiliasi, mengingat posisi dan sikap mereka yang sama dalam banyak permasalahan regional, terutama terkait perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Meskipun terjadi krisis dalam hubungan politik, hubungan perdagangan antara kedua negara tetap berjalan baik. Turki tercatat merupakan mitra dagang kelima Mesir, sementara Mesir adalah mitra ekonomi pertama Turki di Afrika. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi beberapa kali saling kunjung antar para pejabat dan delegasi dari kedua negara.
Sumber: Aljazeera.