Hadits Pertama:
وَعَنْ عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ الْمُجَاشِعِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ َإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ رواه مسلم
Iyadh bin Himar radhiyallahu ’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya, Allah menurunkan wahyu kepadaku, yaitu hendaklah kalian bersikap tawadhu (merendahkan diri), sehingga tidak ada seorang pun bersikap sombong kepada yang lain dan tidak seorang pun menganiaya yang lain.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits:
- Keharusan bersikap rendah hati kepada Allah, Rasul-Nya, para ulama, dan sesama muslim.
- Namun, rendah hati kepada orang-orang yang berbuat zalim adalah suatu kehinaan.
Hadits Kedua:
وعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ رواه مسلم
Abu hurairah radhiyallahu ’anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Tiada berkurang harta karena shadaqah. Allah pasti akan menambah kemuliaan kepada seseorang yang suka memaafkan dan seseorang yang selalu merendahkan diri karena Allah, pasti allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits:
- Islam menyuruh kita bershadaqah, memberi maaf, dan rendah hati kepada sesama muslim.
- Sedekah tidak mengurangi harta, tetapi membuatnya bertambah. Allah Ta’ala. berfirman, “Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti satu biji yang menumbuhkan tujuh helai. Pada setiap helai terdapat seratus biji…”
- Sikap rendah hati menjadikan seseorang semakin terhormat di sisi Allah dan di mata orang lain.
Hadits Ketiga:
وَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ مَرَّ عَلَى صِبْيَانٍ فَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ وَقَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ متفق عليه
Anas radhiyallahu ’anhu berkata, bahwa ia sering melewati anak-anak dan mengucapkan salam buat mereka. Ia berkata, “Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam juga melakukannya.”(Muttafaq ‘alaih)
Pelajaran dari Hadits:
- Kita dianjurkan mengucapkan salam kepada anak kecil; mengajarkan kepada mereka tata cara yang islami, menjauhi sifat sombong, dan bersikap tawadhu.
- Hadits ini merupakan bukti kegigihan para sahabat dalam mencontoh perilaku Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam.
Hadits Keempat:
وَعَنْهُ قَالَ إِنْ كَانَتْ الْأَمَةُ مِنْ إِمَاءِ أَهْلِ الْمَدِينَةِ لَتَأْخُذُ بِيَدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَتَنْطَلِقُ بِهِ حَيْثُ شَاءَتْ رواه البخاري
Anas radhiyallahu ’anhu berkata, “Adakalanya budak perempuan di Madinah memegang tangan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, maka beliau mengikuti ke mana budak itu menghendaki.” (HR. Bukhari)
Pelajaran dari Hadits:
- Hadits ini merupakan bukti bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam adalah orang yang rendah hati. Dan sebagai umat Muhammad, sepatutnyalah kita mencontoh beliau.
- Semua manusia adalah hamba Allah Ta’ala.
- Hadits ini merupakan bukti keseriusan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam untuk memenuhi kebutuhan umatnya.
Hadits Kelima:
وَعَنْ الْأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ مَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُ فِي بَيْتِهِ قَالَتْ كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ رواه البخاري
Al-Aswad bin Yazid berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah radhiyallahu ’anha. tentang kebiasaan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam di rumahnya.” Aisyah menjawab, ”Beliau senantiasa memperhatikan keluarganya. Apabila tiba waktu shalat, maka beliau keluar mengerjakan shalat berjamaah.” (HR. Bukhari)
Pelajaran dari Hadits:
Hadits ini merupakan bukti kesempurnaan sifat rendah hati Rasulullah, kebaikan beliau kepada keluarganya, dan ketepatan beliau dalam melakukan shalat di awal waktu dengan khusyuk.
Hadits Keenam:
وَعَنْ أَبِي رِفَاعَةَ تَمِيْمِ بْنِ أُسَيْدٍ t قَالَ انْتَهَيْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ قَالَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَجُلٌ غَرِيبٌ جَاءَ يَسْأَلُ عَنْ دِينِهِ لَا يَدْرِي مَا دِينُهُ قَالَ فَأَقْبَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكَ خُطْبَتَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَيَّ فَأُتِيَ بِكُرْسِيٍّ حَسِبْتُ قَوَائِمَهُ حَدِيدًا قَالَ فَقَعَدَ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللَّهُ ثُمَّ أَتَى خُطْبَتَهُ فَأَتَمَّ آخِرَهَا رواه مسلم
Abu Rifa’ah Tamin bin Usaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan beliau masih berpidato, kemudian aku menyelanya, ‘Wahai Rasulullah, ada orang asing datang hendak menanyakan tentang agama, karena dia belum mengerti tentang seluk-beluk agamanya.’ Maka beliau menyambutku dan menghentikan pidatonya, serta mengambil kursi dan duduk di kursi itu. Kemudian beliau mengajariku sebagaimana Allah mengajarkannya, kemudian kembali berpidato dan menyelesaikan pidatonya.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits:
- Hadits ini merupakan bukti bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat rendah hati dan penuh kasih sayang kepada umatnya.
- Jika ada orang yang meminta pendapat, sebaiknya segera kita jawab dengan mendahulukan perkara yang lebih penting.
- Para ulama menyebutkan, bahwa orang yang bertanya tentang iman dan bagaimana cara masuk Islam, harus dijawab dan diajari sesegera mungkin.
- Perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang tersebut termasuk bagian dari khotbah. Beliau tidak memutus khotbahnya.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat serius mengajarkan urusan agama kepada umatnya.
Hadits Ketujuh:
وَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَكَلَ طَعَامًا لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلَاثَ قَالَ وَقَالَ إِذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْهَا الْأَذَى وَلْيَأْكُلْهَا وَلَا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ الْقَصْعَةَ قَالَ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْرُونَ فِي أَيِّ طَعَامِكُمْ الْبَرَكَةُ رواه مسلم
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam makan, beliau menjilati ketiga jari-jarinya.” Anas mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila suapan salah seorang di antara kalian itu jatuh, maka ambillah dan bersihkan kotorannya, serta makanlah dan jangan membiarkan makanan itu dimakan setan.” Beliau juga menyuruh agar membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di piring. Beliau bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak tahu manakah makanan yang membawa berkah.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari Hadits:
- Kita dianjurkan menjilati sisa-sisa makanan yang menempel di jari sebelum dicuci. Begitu juga dengan makanan yang tersisa di piring, agar sisa makanan tersebut tidak terbuang sia-sia.
- Kita dianjurkan mengambil makanan yang terjatuh lalu membersihkan dan memakannya, agar nikmat yang diberikan Allah tidak terbuang sia-sia.
- Islam sangat serius menjaga harta benda dan tidak membiarkannya terbuang sia-sia meskipun hanya sedikit.
Hadits Kedelapan:
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا بَعَثَ اللَّهُ نَبِيًّا إِلَّا رَعَى الْغَنَمَ فَقَالَ أَصْحَابُهُ وَأَنْتَ فَقَالَ نَعَمْ كُنْتُ أَرْعَاهَا عَلَى قَرَارِيطَ لِأَهْلِ مَكَّةَ رواه البخاري
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila Allah mengutus seorang nabi, pasti dia pernah menggembala kambing.” Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana denganmu?’ Beliau menjawab, ‘Ya, dulu aku juga menggembala kambing dengan mendapatkan upah dari penduduk Mekah.’” (HR. Bukhari)
Hadits Kesembilan:
وَ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ دُعِيتُ إِلَى ذِرَاعٍ أَوْ كُرَاعٍ لَأَجَبْتُ وَلَوْ أُهْدِيَ إِلَيَّ ذِرَاعٌ أَوْ كُرَاعٌ لَقَبِلْتُ رواه البخاري
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam Bersabda, “Andaikan aku diundang untuk makan betis atau paha, niscaya aku memenuhinya. Andaikan dihadiahkan kepadaku paha atau binatang ternak, niscaya aku menerimanya.” (HR. Bukhari)
Pelajaran dari Hadits:
- Kita sebaiknya memenuhi undangan, meskipun makanan yang disajikan sedikit dan sederhana, supaya tidak terkesan sombong dan sekaligus bisa mempererat tali silaturahmi.
- Agar tali persahabatan tetap kuat, Islam menyuruh kita menerima hadiah meskipun nilainya tidak seberapa.
Hadits Kesepuluh:
عَنْ أَنَسٍ قَالَ كَانَ لِلنَّبِيِّ نَاقَةٌ تُسَمَّى الْعَضْبَاءَ لَا تُسْبَقُ قَالَ حُمَيْدٌ أَوْ لَا تَكَادُ تُسْبَقُ فَجَاءَ أَعْرَابِيٌّ عَلَى قَعُودٍ فَسَبَقَهَا فَشَقَّ ذَلِكَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ حَتَّى عَرَفَهُ فَقَالَ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ أَنْ لَا يَرْتَفِعَ شَيْءٌ مِنْ الدُّنْيَا إِلَّا وَضَعَهُ طَوَّلَهُ مُوسَى عَنْ حَمَّادٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ رواه البخاري
Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, “Unta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bernama Al-Adhba tidak pernah terkalahkan (dalam lomba pacuan). Kemudian, ada seorang Badui yang mengendarai untanya (untuk berlomba) dan dapat mengalahkannya, maka hal itu membuat kaum muslimin merasa terpukul. Hal itu kemudian diketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Hak Allah Azza wa Jalla untuk tidak meninggikan sesuatu dari perkara dunia, kecuali dalam kesempatan lain akan merendahkannya”.” (HR. Bukhari)
Pelajaran dari Hadits
- Allah ingin menjelaskan bahwa dunia tidak berharga sama sekali di sisi-Nya. Karena itu, tidak sepatutnya dibanggakan dan disombongkan.
- Islam mengajarkan kepada kita untuk bersikap tawadhu dan tidak sombong.
- Allah ingin menjelaskan kepada kita bahwa dunia ini tidak sempurna.
- Hadits ini merupakan bukti rendah hatinya Rasulullah dan bagaimana beliau melunakkan hati para sahabatnya.