Bismillah wal Hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘ala Rasulillah wa ‘ala Aalihi wa Ashhabihi wa Man waalah wa ba’d:
Ucapan tersebut sangat terkenal di lisan manusia, mulai dari para penceramah hingga orang awamnya. Lalu, mereka dengan yakin menisbatkannya sebagai hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini telah dikoreksi para ulama. Hadits ini tidak diriwayatkan para imam muhadditsin, tidak dalam kitab Shahih, Sunan, Jami’, Musnad, dan Mu’jam.
Para ulama telah menyebutnya sebagai bukan hadits shahih, baik yang menyebutnya palsu (maudhu’) dan ada pula yang menyebut Laa ashla lahu (tidak memiliki dasar).
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz rahimahullah mengatakan:
حديث: ( اطلبوا العلم من المهد إلى اللحد ) ليس صحيحاً، موضوع عند أهل العلم
Hadits (tuntutlah ilmu dari ayunan/buaian hingga liang lahad) adalah bukan hadits shahih, itu palsu menurut para ulama. (Durus Lisyaikh Abdil Aziz bin Baaz, 10/35)
Begitu pula yang dikatakan oleh Syaikh Abdurrahman Sa’id Ad Dimasyqiyah, bahwa hadits ini tidak ada dasarnya, beliau berkata:
فرواية أطلب العلم من المهد إلى اللحد مشهورة وهي لا أصل لها عند أهل الحديث« وحديث »أطلب العلم ولو في الصين« مشهور كذلك لكنه لا أصل له.
Riwayat: Tuntutlah ilmu dari ayunan hingga liang lahad adalah terkenal, dan ini tidak ada dasarnya menurut ahli hadits, begitu pula hadits: Tuntutlah ilmu walau ke negeri cina, juga terkenal tetapi tidak ada dasarnya. (Ahaadiits Yahtajju Biha Asy Syii’ah, Hal. 64)
Sebagian lain mengatakan ini adalah ucapan dan nasihat para salaf, seperti yang dikatakan Syaikh Ibnu Jibrin. (Fatawa Asy Syaikh Ibni Jibrin, 81/10), ada pun Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh menyebutkan bahwa ini adalah ucapan Imam Ahmad bin Hambal. (Qismul ‘Ilmi wad Da’wah, Hal. 1)
Namun walaupun tidak benar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ucapan ini secara makna adalah benar dan baik. Berikut komentar Syaikh Dr. Abdullah Al Faqih:
فهذا الحديث لا يصح سندا، وهو من الأحاديث المشتهرة على ألسنة الناس، ومثله حديث: اطلبوا العلم ولو في الصين. ونحوها، وقد أوردها العجلوني في كتابه كشف الخفاء ومزيل الإلباس عما اشتهر من الأحاديث على ألسنة الناس. إلا أن معناه صحيح، وقد قال تعالى في محكم كتابه: وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ {النحل: 78} فالإنسان يولد وهو لا يعلم شيئا، ثم لا يزال يتعلم حتى يوارى في رمسه
Ini adalah hadits yang tidak shahih sanadnya, dan termasuk hadits yang tenar diucapkan lisan manusia, sebagaimana hadits: Tuntutlah ilmu walau ke Cina, dan yang semisalnya. Hal ini telah disampaikan oleh Al ‘Ajluni dalam kitabnya Kasyful Khafa wa Muziil Al Ilbaas ‘ammasytahara minal Ahaadits ‘ala Alsinatin Naas. Hanya saja makna hadits ini memang shahih, Allah Ta’ala telah berfirman dalam kitabNya yang begitu jelas: dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati. (QS. An Nahl: 78). Jadi, manusia dilahirkan dalam keadaan tidak tahu apa-apa, kemudian mereka terus menerus belajar sampai dia disemayamkan di kuburnya. (Fatawa Asy Syabakah Al Islamiyah, No. 60804)
Hal ini perkuat lagi oleh berbagai kisah fakta perjalanan kehidupan orang-orang shalih dan ulama yang menghabiskan hidupnya dengan ilmu, baik mencari dan mengajarkannya, sejak mereka kanak-kanak hingga detik-detik menjelang ajalnya.
Wallahu A’lam
Wash Shallallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin wa ‘Ala Aalihi wa Ashhabihi Ajmain.
(Farid Nu’man Hasan)