Pihak kepolisian Arab Saudi akhirnya menangkap seorang warga Arab Saudi yang memfasilitasi seorang Jurnalis Israel berpaspor Amerika masuk ke kota suci Makkah. Saat ini kasusnya telah diserahkan ke Pengadilan. Jum’at (22/7).
Kantor berita resmi Arab Saudi melaporkan, juru bicara kepolisian Makkah Al-Mukarramah mengatakan, “Pihaknya telah menangkap seorang warga yang membawa dan memfasilitasi seorang jurnalis non-muslim berkewarganegaraan Amerika ke kota suci Makkah. Ia masuk secara leluasa dengan melewati jalan khusus muslim,”
Pihak kepolisian menegaskan, tindakan seorang warga tersebut jelas melanggar aturan yang melarang non-muslim memasuki kota Makkah Al-Mukarramah. Ia kemudian meminta semua pihak yang berkunjung ke Arab Saudi agar menghormati dan menaati aturan yang berlaku. Khususnya terkait dengan Dua kota suci, Masjidil Haram dan Masjid Nabawi serta lokasi suci lainnya.
Peristiwa ini mengundang kemaran netizen Arab. Mereka mengangkat tagar Ada Yahudi di Masjidil Haram. Isinya berisi kemarahan mereka kepada pihak Arab Saudi yang membiarkan jurnalis Yahudi masuk ke tanah suci umat Islam.
Sebelumnya Channel berita 13 Israel menayangkan pada hari Ahad (17/7) lalu, laporan dari Gil Tamari, jurnalis yahudi yang berhasil menyusup masuk ke Makkah Al-Mukarramah. Tamari yang menjadi penanggungjawab bidang Luar Negeri di Channel tersebut, berhasil masuk dengan bantuan warga Saudi yang tidak tahu dirinya seorang Yahudi.
Menanggapi kemarahan dari netizen, akhirnya Channel 13 Ibrani ini merilis permintaan maaf secara resmi, dan berdalih tindakannya tidak menistai tempat suci umat Islam, lebih kepada alasan kepentingan jurnalis semata, karena menjadi tantangantersenderi bisa sampai ke sumber utama.
Dalam menyampaikan laporannya di Channel 13, Tamari mengaku bahwa dirinya menyusup ke Makkah tanpa mengantongi izin dari otoritas Arab Saudi. “Kota ini tertutup untuk non muslim, dan tidak mungkin saya diizinkan masuk,” jelasnya.
Ia lalu menambahkan, “Jelas sekali, bisa dipastikan peluang saya nol untuk bisa memasuki Makkah, namun saya berhasil menemukan orang yang tepat karena berani membersamai saya dan siap menaggung risiko.”
Tamari mengatakan dirinya tidak memberitahukan identitasnya kepada orang Saudi tersebut bahwa dia berprofesi sebagai jurnalis Israel. “Oleh karena itu saya mendokumentasikan rekaman saya dalam bahasa Inggris, termasuk ketika berbicara dengannya, saya selalu menggunakan bahasa Inggris,” jelas Tamari yang sengaja berbohong demi alasan keamanan.
Sumber: Anadholu