Gerakan Yaman Houthi pada hari Minggu mengumumkan penargetan sejumlah fasilitas vital milik kilang minyak Saudi Aramco dengan sejumlah rudal balistik dan bersayap serta sejumlah drone.
Hal tersebut disampaikan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicara militer Houthi, Yahya Saree’ sebagaimana dipantau oleh media Anadolu Agency.
Saree’ mengatakan, “Pasukan kami melakukan operasi militer yang mencakup pengeboman fasilitas Aramco di ibukota, Riyadh, wilayah Yanbu, dan daerah lain dengan rudal balistik dan bersayap serta sejumlah drone.”
Dia menambahkan: “Demikian juga sejumlah target vital dan penting diserang di wilayah Abha, Khamis Mushait, Jizan, Samtah dan Dhahran al-Janoub (Arab Saudi selatan) dengan sejumlah rudal balistik dan bersayap dan drone.”
Saree’ melanjutkan, “Pasukan kami telah mengintegrasikan koordinat dalam bank target khusus yang mencakup sejumlah besar target vital yang dapat ditargetkan setiap saat.”
Saat fajar hari Minggu (20/03/22) koalisi Arab di Yaman mengumumkan bahwa mereka berhasil menghancurkan sejumlah rudal balistik, dan 9 drone yang diluncurkan ke Arab Saudi.
“Pasukan pertahanan udara Saudi mencegat dan menghancurkan sebuah rudal balistik, yang diluncurkan untuk menargetkan kota Jazan (barat daya),” kata juru bicara koalisi Turki al-Maliki dalam sebuah pernyataan.
Dia menambahkan, “ 9 drone juga dihancurkan dan ditembak jatuh, yang diluncurkan ke arah Jazan, Khamis Mushait, Taif, Yanbu dan Dhahran al-Janoub. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa milisi (Houtsi) menggunakan rudal jelajah (buatan Iran) untuk menargetkan pabrik desalinasi air (di Shuqaiq) dan stasiun distribusi Aramco (di Jizan).
Saree’ melanjutkan, “titik yang ditargetkan juga termasuk stasiun transmisi listrik di Dhahran Al-Janoub, pompa bensin di Khamis Mushait, dan pabrik gas cair Aramco di wilayah Yanbu.”
Dia menjelaskan bahwa hamburan pecahan peluru dari serangan musuh menyebabkan beberapa kerusakan material pada fasilitas, rumah dan kendaraan sipil, tanpa kehilangan nyawa.
Yaman telah mengalami selama hampir 7 tahun perang berkelanjutan antara pasukan pro-pemerintah yang didukung oleh koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi, dan Houthi yang didukung Iran dan telah menguasai beberapa provinsi, termasuk ibu kota Shana’a ejak September tahun 2014.
Sumber: TRT Arabi