Kondisi Jalur Gaza sejak berakhirnya agresi militer israel dua bulan lalu masih porak-poranda. Begitu pula dengan blokade terhadap Jalur Gaza yang masih berlangsung sejak 15 tahun silam. Menyikapi kondisi ini, Ikatan Ulama Palestina di Jalur Gaza menggelar aksi demonstrasi menuntut dicabutnya blokade dan disegerakannya rekonstruksi. Mereka juga meminta agar penjajah israel mengizinkan material bangunan masuk tanpa syarat ke Jalur Gaza. Ahad (4/7/2021).
Aksi protes ini dilakukan di depan puing reruntuhan al-Jalaa Tower di kota Gaza, yang luluh lantak dibombardir jet tempur israel. Sabtu (15/5/2021). Demonstrasi ini turut diikuti oleh lebih dari 30 lembaga pers baik lokal maupun internasional.
Nasim Yasin, Ketua Ikatan Ulama Palestina dalam aksi itu mengatakan, pihaknya meminta penjajah israel agar mencabut blokade, membuka penyeberangan, serta mengizinkan keberlangsungan rekonstruksi di Jalur Gaza.
Dalam orasinya Yasin meminta Otoritas Palestina (OP) tidak gegabah dalam bersikap, khususnya dalam mengahadapi penjajah, karena hal itu dapat merugikan Gaza. Ia berharap OP dapat bekerjasama dengan pemerintahan di Jalur Gaza sehingga dapat menekan israel untuk mencabut blokade.
Permintaan yang sama juga ditujukan kepada Qatar dan Mesir. Kedua negara tersebut diminta turut menekan penjajah israel untuk menyudahi blokade terhadap Jalur Gaza yang sudah berjalan selama 15 tahun.
Salah seorang petinggi Hamas, Mushir al-Mashri, yang turut dalam aksi tersebut mengatakan, sudah tiba waktunya negara-negara muslim mengemban tanggungjawab untuk menyudahi blokade dan mendukung perjuangan bangsa Palestina. “Bantulah keberlangsungan hidup warganya dan dukung mereka dalam menghadapi penjajahan,” jelas Mushir.
Sejak berakhirnya agresi militer terhadap Jalur Gaza selama 11 hari di bulan Mei lalu, israel memperketat blokade khususnya di perbatasan. Israel juga menegah terlaksananya rekontruksi serta melanjutkan permberlakuan blokade terhadap Jalur Gaza. Hingga saat ini lebih dari 2 juta jiwa warga Jalur Gaza hidup di bawah blokade, terhitung sejak Hamas menang dalam pemilu di negeri itu pada tahun 2006 silam.
Sumber: Anadholu