Kepala Program Internasional untuk Keamanan Nasional di Universitas Haifa, Profesor Dan Schiftan, menulis dalam sebuah artikel di surat kabar ternama, Israel Today, bahwa sikap Tel Aviv yang menyetujui Mesir memperkuat pasukannya di Sinai menandakan hubungan keduanya sangat baik, bahkan menurutnya lebih baik dari presiden-presiden Mesir era 50 dan 60-an yang kerap memprovokasi Mesir dan kawasan dalam melawan Amerika dan israel.
Schiftan kemudian mengkritik keras perjalanan politik yang membuka peluang masuknya perpanjangan kelompok IM dalam pemilu demokrasi. Ia mengatakan ketika mantan Menlu AS Condoleezza Rice menjabat, AS menekan israel untuk mengizinkan Hamas masuk dalam pemilu di Palestina, maka yang terjadi adalah kemenang Hamas dalam pemilu, walau pun kemudian kini mereka hanya berpusat di Jalur Gaza.
Adapun kondisi Tepi Barat saat ini menurut Schiftan dinilai aman untuk israel, dan satu-satunya penyebab keamanan itu adalah keberadaan tentara israel di wilayah tersebut, sehingga menutup peluang Hamas untuk mendominasi pengaruh di Tepi Barat.
Membuka keran demokrasi bagi IM dinilai Schiftan sangat merugikan israel, seperti yang terjadi di Mesir dengan kemenangan Mursi. Dengan adanya kudeta militer yang dilancarkan oleh As-Sisi hal tersebut sangat menguntungkan israel, sehingga ia menilai israel hutang budi kepada As-Sisi.
Ia kemudian menyarankan kepada pemerintah israel, agar menjaga hubungan baik dengan As-Sisi karena telah menyelamatkan israel dari Mursi. “Kalau pun tidak membantunya, minimal tidak mengganggu kinerja dia selama berkuasa di Mesir,” jelas Schiftan
Sumber: arabi21.com