Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Rusia, serta menggambarkan tindakan Moskow terhadap Ukraina sebagai “invasi berlebihan terhadap negara berdaulat, yang sama sekali tidak dapat diterima”.
“Kami akan melarang warga Kanada terlibat dalam pembelian obligasi utang pemerintah Rusia. Kami akan menjatuhkan sanksi tambahan pada bank- bank yang disupport negara Rusia dan mencegah transaksi keuangan dengan mereka,” kata Trudeau.
Langkah Kanada itu dilakukan setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan pada hari Selasa bahwa ia menjatuhkan sanksi pada Moskow karena mulai melakukan invasi ke Ukraina, serta gelagat Presiden Rusia Vladimir Putin yang menempatkan tentaranya di luar perbatasan Rusia.
Inggris dan Uni Eropa juga mengumumkan sanksi yang serupa, yang akan mencakup bank-bank Rusia, para milyuner dan anggota-anggota parlemen Rusia yang mendukung pengakuan kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina timur.
Para pejabat Barat telah memperingatkan selama berminggu-minggu bahwa Putin sedang bersiap untuk melancarkan serangan habis-habisan terhadap Ukraina , sebuah langkah yang dapat menyebabkan bencana perang di Eropa.
AS juga jatuhkan sanksi terhadap Moskow
Sebelumnya, Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa Amerika Serikat telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia (VIB Bank) dan Bank Promsviaz, setelah Rusia secara resmi mengakui kemerdekaan dua wilayah separatis di Ukraina timur.
“Tindakan hari ini, diambil setelah berkoordinasi dengan mitra dan sekutu kami, kami memulai proses pembongkaran jaringan keuangan Kremlin dan kemampuannya untuk mendanai aktivitas destabilisasi di Ukraina dan di seluruh dunia,” kata Menteri Keuangan Janet Yellen dalam pernyataannya.
Menlu Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa langkah Presiden AS Joe Biden untuk memberlakukan serangkaian sanksi pertama terhadap Rusia adalah “langkah pertama” yang kuat, serta menambahkan bahwa ia juga telah dijanjikan oleh pejabat AS untuk mendapatkan lebih banyak senjata.
“Sanksi yang diumumkan oleh Presiden Biden hari ini tampak kuat jika kami menganggapnya sebagai langkah pertama,” katanya dalam sebuah wawancara dengan Fox News. Dia menambahkan bahwa negaranya tidak sedang mencari pengerahan pasukan AS di lapangan untuk menyelesaikan krisis.
Sumber: Skynewsarabia.