4.599 orang terluka dalam bentrokan yang terjadi antara tanggal 15 hingga 27 April, ungkap Kementerian Kesehatan.
Korban tewas di Sudan akibat bentrokan yang sedang berlangsung antara tentara dan paramiliter Pasukan Cepat Tanggap (RSF) telah meningkat menjadi 528 jiwa, ungkap Kementerian Kesehatan Sudan pada hari Sabtu.
Pernyataan dari kementerian mengatakan terdapat juga korban luka sebanyak 4.599 orang dalam tragedi kekerasan itu selama periode antara 15 April hingga 27 April.
Sebelumnya kementrian menyebutkan jumlah korban tewas akibat bentrokan yang sedang berlangsung itu sebanyak 512 orang dan 4.193 lainnya luka-luka.
Menurut kementerian, 12 dari 18 negara bagian Sudan telah merasakan dampak langsung dari bentrokan antara dua rival yang bertikai itu.
Bentrokan baru meletus lagi pada hari Sabtu antara tentara Sudan dan pejuang RSF meskipun ada gencatan senjata 3 hari.
Dalam pernyataannya, RSF mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat militer di Omdurman, kota kembar Khartoum.
Tidak ada komentar dari tentara Sudan atas klaim tersebut.
Ribuan orang, termasuk orang asing, telah meninggalkan Sudan sejak pecahnya bentrokan antara dua rival yang berkonflik tersebut pada 15 April.
Telah terjadi ketidaksepakatan terkait reformasi pertahanan militer dalam beberapa bulan terakhir antara tentara militer dan paramiliter. Reformasi mengharapkan partisipasi penuh RSF dalam militer, yang merupakan salah satu isu utama dalam negosiasi oleh pihak internasional dan regional dalam rangka transisi menuju pemerintahan demokratis di Sudan.
Pemerintahan Sudan sudah tidak berfungsi sejak Oktober 2021, yaitu ketika militer membubarkan pemerintahan transisi Perdana Menteri Abdalla Hamdok dan menyatakan keadaan darurat yang dikecam oleh kekuatan politik sebagai “kudeta”.
Masa transisi Sudan, yang dimulai pada Agustus 2019, dijadwalkan berakhir dengan pemilu di awal tahun 2024.
Sumber: Anadolu Ajansi