Sebuah mimpi yang dilihat oleh jurnalis Ahmad Zaidan
Aku melihat mimpi yang mengguncang jiwaku…
Aku melihat Rasulullah ﷺ dalam mimpiku. Tapi kali ini, bukan dengan wajah cerah dan senyuman yang biasa. Wajah mulia beliau tampak muram, memerah karena marah, dengan tanda-tanda kemurkaan yang dalam…
Beliau menunggang kuda tanpa pelana, sementara kaum Muslimin mengiringinya dengan berjalan kaki, memanggil-manggil beliau…
Namun Rasulullah ﷺ tak menjawab satu pun dari mereka. Tak menoleh, tak mempedulikan siapa pun…
Aku berusaha keras mendekatinya. Jantungku berdegup kencang, ruhku seperti ingin tercabut…
Saat akhirnya aku cukup dekat, kudengar beliau berkata dengan suara sendu yang mengoyak hati:
“Jauh… jauh… Binasalah mereka… Umatku telah mengecewakanku, ya Rabb…”
Tangisan pun pecah dari kaum Muslimin. Suasananya begitu menggetarkan — seperti kiamat sedang berlangsung.
Semua menangis dan berteriak:
“Ya Allah, angkatlah murka dan kebencian-Mu dari kami!”
“Ya Allah, jangan hukum kami karena kebodohan orang-orang kami…”
Namun Nabi ﷺ tetap berpaling. Tak berkata sepatah pun. Tak sedikit pun menoleh kepada mereka…
Beliau terus berjalan sampai tiba di rumahnya, turun dari kudanya dengan wajah murka…
Dadaku bergetar hebat. Dalam hati aku berkata:
“Apakah Rasulullah ﷺ juga marah padaku?”
Aku pun mengejarnya sambil menangis tersedu-sedu, memohon agar beliau menoleh dan menjawabku…
Ketika akhirnya beliau menatapku, hati beliau yang mulia pun luluh. Dengan lembut beliau berkata:
“Wahai anakku… Engkau akan hidup mulia, dan wafat sebagai syahid…”
Lalu beliau masuk ke dalam rumahnya. Aku duduk di depan pintu rumahnya, menunggu… berharap beliau keluar kembali.
Dari dalam, kudengar beliau sedang salat. Dan dengan suara penuh kesedihan, beliau membaca ayat ini:
“Jika kalian berpaling, maka Allah akan mengganti kalian dengan kaum lain, yang tidak akan seperti kalian…” (QS. Muhammad: 38)
Lalu beliau menangis…
Aku pun terbangun. Air mata membanjiri wajahku. Hatiku terasa hancur berkeping-keping…
Aku tahu, Rasulullah ﷺ sedang marah kepada kita.
Dan bagaimana mungkin beliau tidak marah…
Sementara anak-anak umatnya mati kelaparan dan ditindas, sementara kita… hanya diam?
Ya Rabb… jangan jadikan kami bagian dari mereka yang mengecewakan Rasul-Mu…
Jangan biarkan kami termasuk yang membuatnya marah…
Sumber: infopalestina.com