Wakil Kepala Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) di Jalur Gaza, Khalil Al-Hayya membantah pemberitaan dari pihak Israel terkait terbunuhnya komandan Brigade Izzuddin Al-Qassam, Muhammad Ad-Dheif dalam serangan yang terjadi pada hari Sabtu (13/07/24) di kawasan Al-Mawasi, selatan Jalur Gaza. Al-Hayya menegaskan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sedang mencoba mendeklarasikan kemenangan palsu (dengan isu terbunuhnya Ad-Dheif).
Al-Hayya menambahkan dalam sebuah wawancara dengan Al-Jazeera: “Saya memberi tahu Netanyahu bahwa Muhammad Ad-Dheif mendengarkan Anda sekarang dan dia menertawakan kebohongan Anda.” Al-Hayya menekankan bahwa dengan sikapnya tersebut, Netanyahu sedang mencoba melalui operasi ini untuk menggagalkan negosiasi pertukaran tawanan, penghentian peperangan sekaligus mempermalukan para mediator.
Tokoh Hamas itu menyampaikan bahwa “Netanyahu telah menderita selama 10 bulan karena perang di Gaza, dan ia sedang berupaya untuk mencari kemenangan sebelum pergi ke AS dan menyampaikan pidatonya di depan kongres bulan ini.”
Al-Hayya mengatakan bahwa Hamas “berharap agar semua pihak, terutama para mediator untuk mengumumkan bahwa Netanyahu “telah bermain-main dengan masa depan semua orang di kawasan.” Al-Hayya mengisyaratkan bahwa para mediator “berang atas apa yang dilakukan oleh perdana menteri Israel itu.”
“Para mediator sedang menunggu tanggapan Netanyahu terhadap apa yang telah dicapai dalam pertemuan terakhir perundingan mengenai beberapa masalah kecil yang tersisa. Tercapainya kesepakatan sepenuhnya tergantung pada keputusan Netanyahu.” Ujar Al-Hayya.
Al-Hayya mengatakan, “Siapapun yang membandingkan pidato Presiden AS Joe Biden dengan pidato Netanyahu akan sepenuhnya menyadari bahwa Netanyahu tidak ingin mengembalikan para tawanan dan mencapai kesepakatan perundingan.” Ia menekankan bahwa dua pertiga dari tahanan Israel yang tersisa di Gaza terbunuh oleh serangan udara Israel sendiri. Al-Hayya juga menegaskan bahwa faksi-faksi perlawanan di Gaza “tidak akan menerima apa pun kecuali gencatan senjata permanen, penghentian agresi dan kesepakatan yang serius dan adil.”
Dia menegaskan kembali bahwa satu-satunya hambatan untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan adalah “keengganan Netanyahu sendiri,” Ia menyampaikan bahwa para mediator akan mengumumkan sikap mereka terkait negosiasi setelah menerima tanggapan dari pemerintah Israel terhadap apa yang disepakati dalam putaran terakhir negosiasi.
Sebelumnya pada hari sabtu 13/07/24) tentara zionis Israel mengumumkan penargetan Muhammad Ad-Dheif dan salah satu pembantunya dalam serangan udara yang menargetkan tenda-tenda para pengungsi di daerah Al-Mawasi di Khan Yunis, yang menyebabkan ratusan orang syahid dan terluka.
Sumber: Al-Jazeera