Ini adalah rekaman Khutbah Idul Fitri 1442 H /Kamis, 13 Mei 2021 M yang dilaksanakan di Lapangan Persatuan Olahraga (POR) Uitspaning Na Inspanning (UNI) Kota Bandung. Tema yang diangkat dalam khutbah adalah tentang Ihsan sebagai salah satu nilai inti ketakwaan kepada Allah SWT.
Point-point yang disampaikan adalah sebagai berikut,
Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang harus kita harapkan pasca pelaksanaan puasa Ramadhan:
Pertama, harapan agar puasa yang telah kita laksanakan diterima oleh Allah SWT. Karena tidak semua orang yang melaksanakan puasa dapat diterima puasanya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
“Betapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar saja.” (H.R. Ahmad No. 9685, Ibnu Majah No. 1690, Ad Darimi No. 2720)
Kedua, harapan akan maghfirah (ampunan) dari Allah SWT. Karena Allah SWT telah menjanjikan ampunan bagi orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh.
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan disertai keimanan dan harapan akan pahala dari Allah SWT, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)
Ketiga, harapan tertanamnya benih-benih ketakwaan. Karena tujuan puasa adalah mencapai ketakwaan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah ayat 183)
Ihsan: Salah Satu Pilar Ketakwaan
Salah satu nilai ketakwaan yang harus kita tanamkan dan kita perlihara dalam diri adalah Al-Ihsan (berbuat baik).
Bukan sekedar berbuat baik, tetapi yang harus dilakukan adalah berbuat baik/beramal shalih dengan sempurna. Imam Ibnu ‘Alan mengatakan tentang Al Ihsan, bahwa ia adalah itqaanul fi’li (perbuatan yang sempurna/profesional). (Dalilul Falihin, 5/105)
Berkenaan dengan al-ihsan ini kita diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai berikut,
إِنَّ اللهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيءٍ.
“Sesungguhnya Allah menetapkan (mewajibkan) berbuat ihsan atas segala hal.”
Agar dapat menanamkan sikap ihsan dalam diri dan selalu berupaya beramal shalih dengan sempurna, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan dengan sabdanya,
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau”
Dari hadits di atas dapat diketahui, sikap ihsan akan tegak di dalam diri kita manakala tertanam ma’iyyatullah (rasa kebersamaan dengan Allah, seakan-akan dapat melihat Allah) dan tertanam kesadaran muraqabatullah (pengawasan Allah SWT).
Ihsan inilah yang telah dilatih di puasa Ramadhan kemarin. Kita menahan makan-minum di siang hari, tidak melanggarnya meskipun sangat mudah saja jika kita ingin melanggarnya, tiada lain karena sadar akan kebersamaan dengan Allah atau sadar akan pengawasan Allah SWT.
Sikap seperti inilah yang harus kita tanamkan dalam diri dan kita jaga, bukan hanya di Ramadhan, tetapi juga di luar bulan Ramadhan.
1 comment
Alhamdulillah, makasih