Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid kembali menyerukan pada hari Senin untuk pemilihan umum dini guna membubarkan pemerintahan Benjamin Netanyahu yang disebutnya mengerikan.
“Banyak orang bilang, selesai libur Knesset, kita akan langsung melakukan pemilihan umum dini. Kita harus melaksanakan pemilu dini untuk menyelamatkan diri kita dari pemerintahan yang mengerikan ini,” ujar Lapid kepada Radio Angkatan Darat.
Lapid merujuk pada masa reses Knesset, yang dimulai pada tanggal 27 Juli dan berakhir pada bulan Oktober, di mana semua sesi rapat parlemen ditangguhkan.
Sejatinya, masa jabatan pemerintahan Netanyahu berakhir pada akhir tahun depan, namun pemilihan umum dini bisa saja diadakan jika mayoritas anggota parlemen di Knesset mendukung hal tersebut, atau jika Netanyahu memutuskan untuk mendukung pembubaran Knesset sebagai persiapan pemilihan umum.
Netanyahu, yang diburu oleh pengadilan kriminal internasional, sejauh ini menolak untuk mengadakan pemilihan umum dini. Ia menentang langkah tersebut dengan alibi perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Saat ini, Netanyahu sedang diperkarakan di Israel atas tuduhan korupsi, dan Pengadilan Kriminal Internasional juga telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada November 2024 atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Lapid kembali mengkritik serangan Israel terhadap ibu kota Suriah, Damaskus, Rabu lalu.
“Responsnya salah sasaran, kita menyerang negara-negara di Timur Tengah tanpa kebijakan yang jelas,” ujarnya.
Memanfaatkan bentrokan antara kelompok Druze dan suku Badui di kota Sweida di selatan Suriah, Israel melancarkan serangan udara Rabu lalu di provinsi Sweida, Daraa, Damaskus, dan pedesaan Damaskus, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa terutama di ibu kota.
Israel menggunakan alasan “melindungi minoritas Druze” di Suriah sebagai dalih untuk membenarkan pelanggaran berulang kalibya terhadap kedaulatan Suriah, termasuk keinginannya untuk mendemiliterisasi Suriah selatan.
Sumber: Anadolu Agency.