Islam telah menggariskan manhaj berkenaan dengan akhlak. Kedudukannya demikian penting dalam dinul Islam, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ
“Bahwasanya aku diutus adalah untuk menyempurnakan kebaikan akhlak.” (HR. Ahmad).
Islam mengatur akhlak manusia dalam semua sisinya; sebagai individu, keluarga, dan masyarakat. Bahkan Islam mengatur pula akhlak yang berkaitan dengan makhluk-makhluk yang tidak berakal. Diantaranya disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
بَيْنَا رَجُلٌ يَمْشِي فَاشْتَدَّ عَلَيْهِ الْعَطَشُ فَنَزَلَ بِئْرًا فَشَرِبَ مِنْهَا ثُمَّ خَرَجَ فَإِذَا هُوَ بِكَلْبٍ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنْ الْعَطَشِ فَقَالَ لَقَدْ بَلَغَ هَذَا مِثْلُ الَّذِي بَلَغَ بِي فَمَلَأَ خُفَّهُ ثُمَّ أَمْسَكَهُ بِفِيهِ ثُمَّ رَقِيَ فَسَقَى الْكَلْبَ فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَإِنَّ لَنَا فِي الْبَهَائِمِ أَجْرًا قَالَ فِي كُلِّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ أَجْرٌ
“Ada seorang laki-laki yang sedang berjalan lalu dia merasakan kehausan yang sangat sehingga dia turun ke suatu sumur lalu minum dari air sumur tersebut. Ketika dia keluar dia mendapati seekor anjing yang sedang menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah karena kehausan. Orang itu berkata, ‘Anjing ini sedang kehausan seperti yang aku alami tadi’. Maka dia (turun kembali ke dalam sumur) dan diisinya sepatunya dengan air, dan sambil menggigit sepatunya dengan mulutnya dia naik keatas lalu memberi anjing itu minum. Karenanya Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya”. Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah kita akan dapat pahala dengan berbuat baik terhadap hewan?’ Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Terhadap setiap makhluk bernyawa diberi pahala”. (HR. Al-Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244)
Dan di atas itu semua, Islam telah mengatur akhlak berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah Ta’ala. Diantara akhlak manusia kepada Allah Ta’ala adalah bersyukur kepadanya,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah, 2: 172).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata tentang akhlak kepada Allah Ta’ala, “Akhlak yang baik mencakup mu’amalah dengan sesama makhluk dan juga mu’amalah seorang hamba dengan Allah. Ini harus dipahami oleh kita semua. Akhlaq yang baik dalam bermuamalah dengan Allah mencakup tiga perkara: (1) Membenarkan berita-berita yang datang dari Allah, (2) Melaksanakan hukum-hukumNya, (3) Sabar dan ridha kepada takdirNya”
Oleh karena itu, seorang aktivis dakwah harus menghiasi dirinya dengan akhlak yang baik, dan menyucikannya dari akhlak yang buruk.
Diantara bentuk akhlak yang baik adalah: senatiasa dzikrullah, ma’rifah kepada-Nya, bertaqarrub, cinta kepada Allah, takut kepada Allah, ikhlash, taubat, mengikuti sunnah, sabar, takwa, wara’, zuhud, qana’ah, tawakkal, syukur, memerangi hawa nafsu, raja’, khusyu’, tawadlu, muhasabah, suci lahir dan batin, ihsan, menjaga lisan, menunaikan amanah, sidiq, do’a, lemah-lembut, berlomba dalam kebaikan, murah hati, sedikit makan, ukhuwwah, kasih sayang, istiqomah, dll.
Sementara diantara bentuk akhlak yang buruk adalah: khianat, bakhil, dusta, futur, israf, isti’jal (terburu-buru), uzlah, berbangga-bangga diri, ghurur, takabbur, riya dan sum’ah, mengikuti hawa nafsu, mencari penghargaan dan ambisi kekuasaan, berpandangan sempit, pudarnya komitmen, tidak tabayyun, melalaikan amalan siang dan malam, berburuk sangka, ghibah, kacau dalam menata waktu, menunda-nunda amal, pesimisme, berlebih-lebihan dalam beragama, berdebat dan saling menjatuhkan, pertengkaran, perdebatan, perselisihan, marah, dengki, berlomba-lomba dalam keduniaan, rendah diri, menolak kritik dan nasihat, tenggelam dalam perbuatan laghwu, putus asa, mengkonsumsi yang haram, hasad, dll.