Menteri Luar Negeri Lebanon Abdullah Bouhabib mengatakan pada hari Kamis (27/04/23) bahwa rekonsiliasi Iran-Arab Saudi “sangat penting untuk perdamaian di kawasan, dan kami berharap efek baiknya akan datang ke Lebanon setelah itu.” Bouhabib juga menegaskan bahwa “tidak adanya konflik di kawasan akan sangat menguntungkan Lebanon.”
Pernyataan Bouhabib ini dsampaikan dalam konferensi pers bersama dengan koleganya dari Iran, Hussein Amir Abdollahian, di kantor Kementerian Luar Negeri Lebanon, Beirut, dalam rangka kunjungan dua hari menteri Iran tersebut.
Bouhabib menambahkan bahwa Menteri Abdollahian “memberi tahu kami tentang rekonsiliasi Iran-Saudi, dan kami sangat berharap efek baiknya akan datang ke Lebanon, dan kami optimis tentang kesepakatan apa pun dengan setiap negara tetangga.”
Pada tanggal 10 Maret lalu, Arab Saudi dan Iran mengumumkan dimulainya kembali hubungan diplomatik mereka dan pembukaan kembali kedutaan kedua negara dalam jangka waktu dua bulan, setelah sebuah mediasi yang disponsori oleh China.
Sementara itu, Hossein Amir Abdollahian berkata, “Kami telah melakukan konsultasi tentang masalah bilateral, situasi internal di Lebanon, serta situasi regional. Dan kami mendorong semua pihak untuk mempercepat proses pemilihan presiden dan politik di negara yang penting ini (Lebanon).”
Dia menjelaskan bahwa “Para pejabat di Lebanon dan semua pihak punya kemampuan dan kompetensi untuk mencapai kesepakatan dan konsensus dalam pemilihan presiden.”
Abdollahian mengindikasikan bahwa Iran “akan mendukung pemilu apa pun dan kesepakatan apa pun yang terjadi antara semua pihak di Lebanon terutama terkait pemilihan presiden untuk negara tersebut, dan kami menyerukan kepada dunia internasional untuk mendukung pemilu di Lebanon tanpa campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka.”
Selain itu, Abdollahian menjelaskan bahwa dia juga membahas masalah lain dengan menteri Lebanon, termasuk perkembangan terakhir di Ukraina, Afghanistan, Sudan dan Libya.
Abdullahian tiba di Beirut pada hari Rabu, dan selama kunjungan itu dia akan bertemu dengan Perdana Menteri Najib Mikati, Ketua Parlemen Nabih Berri dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.
Masing-masing dari Iran dan Saudi punya pengaruh besar di Lebanon. Iran dengan Hizbullah sebagai proxinya dan Saudi yang dekat dengan PM Lebanon mulai dari era Rafik Alhariri, anaknya Sa’ad Alhariri hingga PM Najib Mikati saat ini. Sebagaimana diketahui, konstitusi Lebanon menetapkan bahwa Presiden diharuskan berasal dari Kristen Maronit, Perdana Menteri dari Sunni, dan Ketua Parlemen dari Syiah.
Tahun 2021 lalu, Menteri informasi Lebanon George Kordahi harus mundur dari jabatannya karena komentar negatifnya terhadap Arab Saudi dalam perang Yaman. Komentar tersebut membuat Saudi dan beberapa negara teluk lainnya menarik duta besarnya dari Lebanon.
Sumber: Anadolu Agency