Menteri luar negeri Mesir Sameh Shukri merespon pernyataan seorang Jenderal Ethiopia bahwa Mesir tak akan bisa menghancurkan bendungan Hidase. Shukri yang berbicara lewat telepon ketika di wawancarai oleh Amru Adib melalui MBC Channel mengatakan bahwa: “Statemen provokasi seperti ini sudah kita kenal sejak beberapa tahun lalu. Statemen yang sama sekali tidak merealisasikan kesepakatan, dan menyebarkan semangat tolong-menolong. Serta bersikukuh mempertahankan sikap egoisme.”
Shukri melanjutkan: “Mesir sejak beberapa tahun kebelakang selalu dan akan terus bebicara tentang kemampuan untuk sampai pada sebuah solusi dan membangun sebuah hubungan berdasarkan kerjasama dan kepentingan bersama. Namun, diwaktu yang sama, kami mengetahui dengan pasti kemaslahatan Mesir, hak-haknya untuk mendapatkan air (Nil), hak bangsa Mesir dan bagaimana mempertahankan hak tersebut.”
Meskipun Mesir selalu berupaya menempuh jalan damai dan diplomatik, Shukri menegaskan bahwa negaranya siap untuk melakukan opsi apa saja untuk membela kemaslahatan bangsa Mesir.
Sebelumnya, dalam wawancara dengan Russia Today, seorang jenderal Ethiopia mengatakan bahwa negaranya tidak berkeinginan untuk mengambil opsi militer dengan Sudan dan Mesir terkait konflik air Nil dan bendungan Hidase Ethiopia. Namun ia menegaskan bahwa negaranya siap untuk menghadapi skenario tersebut. Jenderal tersebut juga menuding Mesir tak berniat serius untuk menyelesaikan konflik melalui dialog. Ia juga menegaskan bahwa Mesir tak akan bisa menghancurkan bendungan Hidase tersebut.
Konflik Mesir versus Ethiopia menambah daftar konflik negara Piramida tersebut yang juga ikut campur dalam konflik Libya serta sengketa laut Mediterania Timur dengan Turki.
Bendungan Renaisans Ethiopia sebelumnya dikenal sebagai Bendungan Milenium, dibangun sejak 2011 di muara Sungai Nil. Bendungan ini terletak di Benishangul-Gumuz Ethiopia, 15 km arah timur dari perbatasan Ethiopia-Sudan.
Bendungan ini dibangun Ethiopia sebagai sumber tenaga listrik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sekaligus untuk keperluan ekspor listrik ke negara-negara tetangga. Bendungan ini diharapkan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar di Afrika dan terbesar ketujuh di dunia, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 6,45 GW.
CNN Arabic – RT Arabic.