Kepala Yayasan Kebudayaan Islam Turki mengatakan bahwa Islamofobia di negara itu telah masuk pada tingkat yang lebih tinggi.
Sekelompok Muslim menggelar aksi protes di Den Haag, pada hari Minggu, terkait penodaan Al-Quran dan Islamofobia baru-baru ini.
Ratusan Muslim berbaris menuju alun-alun Koekamp sebagai bagian dari protes “hentikan kebencian anti-Muslim” yang diselenggarakan oleh Federasi Organisasi Islam (FIO) dan Asosiasi Organisasi Islam Wilayah Haaglanden (SIORH).
Berkumpul di alun-alun, mereka meneriakkan orasi-orasi menentang penodaan kitab suci umat Islam dengan mengutuk tindakan Islamofobia semacam itu.
Mereka juga melakukan sholat berjamaah dan membacakan ayat-ayat Alquran disana.
Berbicara pada saat demonstrasi tersebut, Tahsin Cetinkaya, kepala Yayasan Kebudayaan Islam Turki, ia mengatakan bahwa Islamofobia di Belanda telah masuk pada tingkatan yang lebih serius.
“Muslim, masjid, dan institusi Islam lainnya telah mengalami berbagai tindakan Islamofobia selama bertahun-tahun, termasuk pengiriman surat ancaman ke masjid, penggantungan kepala babi di pintu masjid, dan pembakaran,” katanya.
Cetinkaya mencatat bahwa pelaku tindakan tersebut didorong oleh sikap diam para pejabat pemerintah.
“Cukup sudah. Berhenti melakukan tindakan sentiment terhadap Muslim dan Islam,” katanya, seraya menekankan bahwa Muslim yang tinggal di Belanda juga merupakan bagian dari negara itu.
Rasmus Paludan, seorang politisi ekstremis Denmark-Swedia dan pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras), membakar Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm pada 21 Januari dengan perlindungan polisi dan izin dari otoritas Swedia.
Minggu berikutnya, dia membakar salinan kitab suci Islam di depan sebuah masjid di Denmark dan mengatakan dia akan mengulangi tindakan itu setiap hari Jumat sampai Swedia masuk menjadi anggota NATO.
Sementara itu, politikus sayap kanan Belanda Edwin Wagensveld, pemimpin Patriotik Eropa Melawan Islamisasi Barat (PEGIDA), merobek Alquran kemudian membakarnya dalam aksi demonstrasi anti-Islam di Enschede, Belanda pada akhir Januari.
SUMBER: AA