Pasukan laut Israel mencegat kapal Oxygono milik Global Sumud Flotilla (GSF) di perairan internasional. Laporan Palinfo menyebutkan, siaran langsung dan jalur komunikasi kapal diputus, sementara nasib peserta dan kru belum diketahui.
Menurut Shehab, setidaknya sepuluh kapal lain masih berlayar menuju Gaza dan telah berada pada jarak 40 mil laut dari pantai. Armada GSF sebelumnya dilaporkan diserang sekitar sepuluh kapal perang Israel di laut internasional. Sebagian kapal ditangkap, sementara lainnya mengirimkan panggilan darurat. TRT melaporkan bahwa kapal Spanyol Mekino berhasil memasuki perairan Palestina di lepas Gaza.
New Straits Times melaporkan, 201 relawan GSF ditawan, termasuk 12 warga Malaysia. Jaringan pengacara dari 45 negara disebut siap memberikan bantuan hukum, dengan tim hukum Malaysia sudah berada di Amman, Yordania. Peserta yang ditahan dikabarkan sedang dalam perjalanan ke Israel untuk menjalani prosedur deportasi ke Eropa.
Dalam pernyataan kepada Al Jazeera, juru bicara GSF menegaskan armada akan terus berupaya menembus blokade Gaza. Mereka menyatakan tidak akan menandatangani dokumen apa pun yang diajukan otoritas Israel, serta tidak mempercayai klaim bahwa bantuan yang dibawa akan disalurkan ke Gaza.
Penahanan armada memicu aksi protes di sejumlah kota Eropa pada 1 Oktober, termasuk di Berlin, Barcelona, Brussels, dan Istanbul. Di Italia, demonstrasi terjadi di Napoli, Roma, dan Genoa. Serikat pekerja Unione Sindacale di Base (USB) mengumumkan pemogokan umum nasional pada Jumat, menuduh Israel melanggar hukum internasional.
Quds News Network merilis daftar awal aktivis dan tokoh politik yang dilaporkan ditahan, di antaranya Greta Thunberg, Mandla Mandela, Luizianne Lins, Mushtaq Ahmad Khan, serta beberapa aktivis dan tokoh publik dari berbagai negara.