Ibrahim Mounir, Pelaksana Tugas Mursyid ‘Am Jama’ah Ikhwanul Muslimin Mesir dan Sekretaris Jenderal organisasi untuk urusan internasional organisasi meninggal pada hari Jumat (04/11/22) di London pada usia lebih dari 85 tahun, menurut sejumlah sumber.
Jama’ah Ikhwanul Muslimin dalam sebuah pernyataannya mengatakan: “Dengan hati yang penuh keimanan pada qadha dan takdir Allah, dan dengan penuh kesedihan dan duka yang mendalam, kami berduka cita dan berbelasungkawa atas wafatnya Ustad Ibrahim Mounir, Wakil Mursyid ‘Am sekaligus pelaksana tugas Mursyid.”
Pernyataan tersebut menggambarkan bahwa Ustadz Ibrahim Mounir adalah “salah satu orang yang paling menonjol dalam dakwah dan beliau merupakan salah satu tokoh utama jama’ah.”
Menurut dua sumber yang dekat dengan organisasi tersebut, yang dikonfirmasi oleh wartawan Anadolu Agency, Mounir meninggal di London dalam sebuah kematian yang wajar, dan diperkirakan beliau akan dimakamkan pada Jumat sore ini.
Salah satu sumber menjelaskan bahwa setelah Mounir dimakamkan, Dewan Syura Umum organisasi tersebut (Dewan Pengawas Tertinggi Jama’ah) akan bekerja dan bermusyawarah untuk menentukan dan memilih penggantinya.
Ustadz Ibrahim Mounir adalah seorang warga negara Mesir yang telah tinggal di luar negeri, terutama di London, sejak tahun enam puluhan abad ini, pasca pembatasan yang diberlakukan oleh rezim Mesir saat itu terhadap jama’ah Ikhwanul Muslimin. Mounir lahir di kota Mansoura (utara) pada tahun 1937, dan mengambil posisi sebagai Pelaksana Tugas Mursyid’Am pada tahun 2020, di tengah krisis besar kelompok tersebut dengan rezim Mesir yang belum berakhir sampai sekarang.
Masa jabatan Ibrahim Mounir diwarnai dengan sejumlah perselisihan internal dalam tubuh Ikhwanul Muslimin. Para pemimpin tertinggi dan senior organisasi tersebut saling melakukan pemecatan antara sesamanya pada Oktober 2021.
Saat itu, Ibrahim Mounir, yang menjabat sebagai wakil Mursyid umum dan penjabat Ikhwan, memutuskan untuk memberhentikan sejumlah para pemimpin senior kelompok tersebut karena dianggap memecah belah jama’ah .
Dalam sebuah pernyataannya Mounir memutuskan untuk menangkap 6 anggota Dewan Syura (Dewan Pengawas Tertinggi) kelompok tersebut dan menuntut mereka untuk diselidiki, terutama Mahmoud Hussein, Medhat Al-Haddad, dan Hammam Youssef, yang semuanya berada di luar Mesir.
Sumber: Anadolu Agency.