Kantor Berita Irak mengumumkan bahwa blok “Gerakan Sadrist” yang dipimpin oleh ulama Syi’ah Muqtada Al-Sadr berhasil menempati urutan pertama dalam pemilihan legislatif awal yang diadakan pada hari Minggu dimana kelompok tersebut berhasil meraih 73 kursi.
Sementara blok Taqaddoum (kemajuan) yang dipimpin Ketua Parlemen Irak Muhammad Al-Halbousi meraih 38 kursi, disusul blok ‘Negara Hukum’ yang dipimpin mantan Perdana Menteri Nuri al-Maliki dengan 37 kursi. Partai Demokrat Kurdistan, yang dipimpin oleh Massoud Barzani, menduduki puncak hasil resmi awal di wilayah otonomi Kurdistan Irak.
Konstitusi Irak menetapkan bahwa blok yang dapat mengumpulkan 165 kursi di parlemen baru yang terdiri dari 329 kursi dapat membentuk pemerintahan baru. Al-Sadr harus berkoalisi dengan blok lain untuk mencapai suara mayoritas minimal, yaitu 165 kursi (50 + 1), untuk meloloskan pemerintahan berikutnya. Pada hari Senin, Komisi Pemilihan Irak menyelesaikan pengumuman hasil awal pemilihan legislatif di semua kegubernuran negara itu, dimana hasilnya menunjukkan kemajuan gerakan Sadrist.
Komisi Pemilihan Tinggi Independen di Irak juga mengumumkan bahwa hasil penghitungan dan penyortiran manual cocok dengan perhitungan elektronik. Ketua komisi, Jalil Adnan Khalaf mengatakan bahwa komisi akan mulai menerima banding mulai hari ini, Selasa, untuk jangka waktu 3 hari. Hasil akhir dijadwalkan akan diumumkan dua minggu kemudian, setelah banding diputuskan dalam waktu 10 hari, menurut Khalaf.
Komisi Pemilihan menerbitkan nama-nama pemenang di situs webnya, tanpa menunjukkan blok politik tempat mereka berasal.
Sementara itu, pemimpin gerakan Sadrist di Irak, Muqtada al-Sadr, menekankan bahwa “tidak ada pembagian kekuasaan dengan mengorbankan rakyat.”
Dalam pidato yang disiarkan televisi setelah pengumuman hasil awal pemilihan, Al-Sadr mengatakan bahwa setiap campur tangan asing dalam urusan dalam negeri Irak akan mendapat tanggapan diplomatik dan tanggapan rakyat Irak. Al-Sadr juga menuntut penyitaan semua senjata ke tangan negara.
Al-Sadr berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memenangkan reformasi dengan blok terbesarnya, blok Irak, bukan timur dan bukan barat,” mengacu pada independensi bloknya dari pengaruh Iran dan Amerika Serikat.
Al-Sadr juga mengirim pesan jaminan ke kedutaan AS di ibukota Baghdad yang sering menjadi sasaran serangan rudal berulang kali selama berbulan-bulan, ia mengatakan, “Semua kedutaan diterima kecuali mereka ikut campur dalam urusan dalam negeriIrak dan ikut campur membentuk pemerintahan.”
Aliansi Al-Sadr sebelumnya juga ‘memenangkan’ hasil pemilu parlemen terakhir pada tahun 2018, tetapi aliansi tersebut tidak dapat membentuk koalisi yang memungkinkannya untuk membentuk pemerintahan, sehingga kemudian Pemerintahan dibentuk bersama oleh semua blok pemenang, dan posisi didistribusikan ke komponen utama, sesuai dengan prinsip kuota yang diterima.
Sumber: Aljazeera.