Dua bentrokan hebat antara penduduk Palestina dengan penjajah israel terjadi di Tepi Barat, Ahad sore, (13/2) kemarin. Bentrokan pertama terjadi di desa Silat al-Harithiya, barat kota Jenin. Sedangkan bentrokan kedua terjadi di distrik Sheikh Jarah, yang menyebabkan puluhan warga terluka, setelah aleg Knesset Israel berupaya memindahkan kantornya ke distrik tersebut.
Sumber kementerian kesehatan Palestina melaporkan, peristiwa di desa Silat al-Harithiya telah menyebabkan gugurnya seorang pemuda Palestina dan melukai belasan lainnya. Tiga korban diantaranya terkena luka yang serius. Seperti dilansir laman Aljazeera.net, Senin (14/2).
Selama bentrokan berlangsung, aparat keamanan israel melarang tim medis masuk ke lokasi mengobati korban. Pihak penjajah sengaja menutup akses jalan ke lokasi bentrokan. Mereka masuk ke dalam distrik al-Harithiya untuk merobohkan rumah milik tawanan Palestina yang mendekam di dalam penjara israel.
Sedangkan laporan dari Sheikh Jarrah menyebutkan, pihak medis Bulan Sabit Merah mengatakan sebanyak 31 orang terluka dan 12 orang lainnya ditangkap penjajah israel, dalam bentrokan yang terjadi di sekitar rumah keluarga Salim yang menjadi target pengosongan.
Tercatat sebanyak 6 orang alam luka memar karena pukulan, sebagai lainnya terkena pecahan granat kejut. 4 korban lainnya terkenan peluru karet, dan seorang anak terkena percikan api akibat letusan granat.
Saksi mata mengatakan, pasukan kavileri penjajah israel melakukan tindakan represif ke arah warga Palestina di Sheikh Jarrah, serangan juga menimpa warga Palestina yang tengah melakukan aksi solidaritas. Mereka dipukuli bahkan dilarang mendirikan sholat Isya berjamaah di lokasi.
Sejak tahun 1956 silam, terdapat 27 keluarga Palestina yang bertempat tinggal di Sheikh Jarrah. Mereka mengantongi izin dari pemerintahan Yordania dan UNRWA. Yordania sendiri pada tahun itu memerintah di Tepi Barat, termasuk timur Al-Quds sebelum akhirnya penjajah israel menduduki wilayah tersebut pada tahun 1967.
Sejak Al-Quds jatuh ke tangan penjajah israel, pemukim ilegal Yahudi mengklaim bahwa rumah-rumah yang berdiri di Sheikh Jarrah berada di atas tanah mereka, yang sudah menjadi miliki sebelum pendudukan israel berlangsung pada tahun 1948. Klaim ini yang ditentang keras oleh warga Palestina hingga sekarang.
Sumber: Aljazeera dan Anadholu Agency