Oleh: Shweta Desai
PARIS (AA): Gedung Institut Al Ghazali yang ada di Masjid Agung Paris dirusak dengan tulisan bernada Islamofobia dan rasis pada hari Minggu.
Menteri Dalam Negeri Pereancis Gerald Darmanin mengutuk tindakan tersebut sebagai “degradasi yang tidak dapat diterima” dan memastikan untuk menemukan pelaku tindakan tersebut.
Insiden itu terjadi di kampus institut di kota Martigues bagian selatan, dekat dengan Marseilles, pada Minggu pagi.
Pengurus Masjid Agung Paris dengan tegas menyatakan “keprihatinan atas meningkatnya tindakan intoleransi” dan mendesak “pihak berwenang untuk memperkuat secara nyata dan konsisten atas keamanan tempat-tempat keagamaan di Prancis.”
“Tanda rasis dan anti-Muslim ini adalah serangan terhadap para siswa yang akan menjadi imam Prancis di masa depan. Dalam menghadapi tindakan seperti itu, kita tidak akan menyerah demi persatuan masyarakat dan negara kita,” kata Pengurus Masjid dalam sebuah pernyataan.
Chems-Eddine Hafiz, Kepala masjid tersebut, yang juga mengepalai Institut Ghazali, mengorganisir unjuk rasa dukungan pada 11 Juni di Martigues untuk menunjukkan solidaritas dengan para imam dan mahasiswa.
Ini adalah insiden keempat tahun ini di mana tempat-tempat budaya dan agama Islam dirusak oleh tulisan anti-Muslim yang penuh kebencian.
Pada bulan Februari, Masjid Sultan Eyyub yang sedang dibangun, yang diharapkan menjadi tempat ibadah Islam terbesar di Eropa, disemprot dengan tulisan bernada rasis.
Kemudian pada bulan April, Pusat Islam Avicenna di kota Rennes, dan Masjid Arrahma di Nantes, keduanya di wilayah barat laut Brittany, masing-masing diserang dengan grafiti dan pembakaran bernada Islamofobia, menjelang bulan suci Ramadhan.
Menyusul peristiwa itu, Darmanin menjanjikan keamanan tempat-tempat agama dan budaya Islam.
Sumber: The MuslimNews