Channel 12 berbahasa Ibrani milik israel memberitakan, beberapa hari terakhir telah dilangsungkan diskusi terkait keamanan dengan melibatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu serta Menteri Pertahanan Yoav Gallant, Kamis (1/6/2023).
Lebih lanjut diberitakan, pertemuan membicarakan kemungkinan adanya eskalasi serangan dari Hizbullah dan Iran. Kondisi ini menuntut adanya pertemuan lanjutan, setidaknya pada pekan depan untuk menyikapi situasi keamanan, terutama kemungkinan adanya serangan operasi militer multi-front.
Langkah selanjutnya adalah menggelar pertemuan Kabinet guna menyikapi masalah tersebut, dan israel bersiap terhadap kemungkinan melancarkan serangan ke wilayah Iran.
Sebelumnya, Radio Tentara Penjajah Israel, mengutip pernyataan Menteri Tentara Pendudukan, Yoav Gallant, yang mengatakan, “Ancaman yang dihadapi israel semakin meningkat.”
Gallant menambahkan, “tugas semakin berat, tantangannya juga bertambah besar, dan kenyataan yang kita hadapi sangat kompleks. Tetapi israel, tentara israel dan semua badan keamanan sudah tahu apa yang harus mereka perbuat, demi memastikan keamanan israel di masa sekarang maupun yang akan datang.”
Sumber ibrani lainnya, channel 14 memberitakan, Gallant mengunjungi beberapa markas besar yang akan memiliki peranan paling penting dalam perang mendatang. Seperti markas Angkatan Laut, Departemen Teknologi Informasi dan Komunikasi serta Departemen Internet.
Sumber tersebut juga mengonfirmasikan, bahwa Netanyahu melakukan pemantauan terhadap kondisi keamanan tadi malam di markas besar Kementerian Pertahanan, bersama dengan Gallant, Kepala Staf Herzi Halevy, dan pejabat keamanan lainnya.
Diinformasikan lebih lanjut bahwa, persiapan telah dilakukan untuk menghadapi serangan dari wilayah utara. Berdasarkan laporan dari Militer israel serta dinas keamanan Israel, apabila perang di utara-di perbatasan dengan Lebanon-benar-benar terjadi, maka serangan yang datang akan lebih dahsyat daripada serangan pada perang tahun 2006 lalu.
Sumber: Paltoday