Doha, 14 Juni 2025 — Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) menggelar sidang Dewan Pengurus ke-6 pada Sabtu, 18 Dzulhijjah 1446 H, bertepatan dengan 14 Juni 2025 M, dengan sejumlah isu strategis keumatan menjadi sorotan utama. Dalam pernyataan penutupnya, organisasi ini menegaskan kembali komitmennya terhadap perjuangan Palestina dan menyerukan persatuan umat Islam menghadapi tantangan global.
Rapat yang dipimpin oleh Ketua Umum IUMS, Prof. Dr. Ali Al-Qaradaghi, membahas implementasi strategi besar organisasi, evaluasi rencana kerja lima tahunan, serta laporan kegiatan dari jajaran presidium dan kesekretariatan. Dalam sambutannya, Al-Qaradaghi menegaskan pentingnya peran keilmuan ulama dalam membangkitkan peradaban Islam, terlebih di tengah situasi dunia Islam yang kian kompleks.
IUMS juga menyoroti agresi brutal yang terus dilakukan entitas Zionis terhadap rakyat Palestina, terutama di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Organisasi ini menyampaikan keprihatinan mendalam atas korban jiwa yang terus berjatuhan, termasuk anak-anak dan perempuan, serta kehancuran masif terhadap infrastruktur sipil seperti masjid dan rumah sakit.
Dalam pernyataannya, IUMS menyerukan:
Gerakan global untuk Palestina: Umat Islam dan komunitas internasional diminta untuk mendukung rakyat Palestina melalui berbagai bentuk bantuan, termasuk kampanye global melawan genosida.
Dukungan untuk konvoi kemanusiaan: IUMS mengapresiasi inisiatif seperti “Konvoi Keteguhan” dan mendorong negara-negara Islam untuk memfasilitasi bantuan masuk ke Gaza serta membebaskan aktivis yang ditahan.
Aksi hukum dan internasional: Organisasi HAM diminta meningkatkan tekanan melalui jalur hukum dan diplomatik terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan perang.
Peran organisasi regional dan internasional: Liga Arab, OKI, dan lembaga internasional diharapkan mengambil langkah nyata dalam menghentikan agresi dan membela hak-hak rakyat Palestina.
IUMS juga mengecam agresi militer Israel terhadap Republik Islam Iran yang dinilai sebagai bentuk pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional. Organisasi ini mendesak PBB, OKI, dan negara-negara anggota untuk mengambil sikap tegas terhadap tindakan provokatif tersebut.
Di sisi lain, IUMS menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mempererat persatuan dan menolak segala bentuk perpecahan, sektarianisme, dan rasisme. “Persatuan adalah salah satu tujuan utama Islam, dan memperkuat jaringan antarlembaga keulamaan akan memperbesar manfaat bagi umat,” bunyi pernyataan tersebut.
Rapat ditutup dengan doa dan penghargaan atas kontribusi para anggota, serta penegasan bahwa perjuangan keumatan akan terus dilanjutkan dalam bingkai ilmu, hikmah, dan solidaritas global.