Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di wilayah Donbas di timur tetangganya itu. Namun sejumlah ledakan terjadi di beberapa kota Ukraina, termasuk ibukota Kyiv.
“Keadaan mengharuskan kami untuk mengambil tindakan tegas dan segera,” kata Putin, dalam pidato yang disiarkan televisi.
Ia menambahkan “Setiap upaya untuk campur tangan akan mengarah pada konsekuensi yang belum pernah Anda lihat.”
“Republik Rakyat Donbas (milisi pro Rusia di Ukraina timur) meminta bantuan kepada Rusia. Dalam hal ini, sesuai dengan Pasal 51, bagian 7 Piagam PBB, dengan sanksi Dewan Federasi dan sesuai dengan perjanjian persahabatan yang diratifikasi oleh Federal Musyawarah dan gotong royong dengan DPR dan LPR, saya putuskan untuk melakukan operasi militer khusus,” tambahnya.
Sementara itu, ledakan dilaporkan masih terus terjadi di sejumlah kota Ukraina. Bukan hanya ibu kota negara Kyiv, tapi juga beberapa kota lainnya. Ledakan juga terjadi di Kharkiv International Airport.
Sementara itu, kementerian pertahanan Rusia membantah kabar dijatuhkannya sejumlah pesawat tempur Rusia oleh angkatan udara Ukraina. Sebelumnya, militer Ukraina mengumumkan bahwa mereka berhasil menjatuhkan lima pesawat tempur Rusia dan satu helikopter.
Justeru, gerakan separatisme di Timur Ukraina yang loayal ke Moskow mengumumkan bahwa mereka berhasil menjatuhkan sebuah pesawat tempur Ukraina.
Menteri pertahanan Rusia Sergey Kuzhugetovich Shoygu mengatakan bahwa operasi militer Rusia hanya menargetkan sejumlah infrastruktur dan sama sekali tidak menargetkan warga sipil.
Dari cina dilaporkan bahwa kementerian luar negeri China mengatakan bahwa apa yang terjadi di Ukraina bukanlah invasi sebagaimana digambarkan oleh banyak media asing.
Untuk pertama kalinya dalam 7 tahun, harga minyak melonjak melebihi 100 USD perbarel. Harga minyak dilaporkan mencapai 102.25 USD perbarel ditengah ketakutan makin meluasnya perang di Ukraina.
Ukraina dan Rusia juga menutup wilayah udara mereka untuk penerbangan sipil paska diumumkannya operasi militer ke Ukraina.
Sementara itu, Sekjen PBB Antonio Guterres memita Presiden Rusia, Vladimir Putin agar menghentikan perangnya di Ukraina. Dia juga meminta agar Presiden Putin menarik pasukannya kembali ke Rusia. “Presiden Putin, atas nama kemanusiaan, bawa pasukanmu kembali ke Rusia,” kata Guterres, setelah pemimpin Rusia mengumumkan operasi militer di Ukraina timur.
Sumber: TRT Arabi.