Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengkonfirmasi pada hari Selasa bahwa perundingan gencatan senjata di Gaza antara Hamas dan Israel telah menemui jalan buntu.
Dalam pidato pembukaannya pada Forum Ekonomi Qatar, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman Al Thani mengkonfirmasi pada hari Selasa (14/05/24) bahwa “beberapa minggu terakhir telah terjadi peningkatan momentum (mengenai negosiasi gencatan senjata), namun sayangnya keadaan belum bergerak ke arah yang benar, dan kita sekarang berada dalam keadaan stagnan tanpa kemajuan sama sekali.”
Perdana Menteri Qatar itu berkata: “Operasi militer Israel di Rafah telah menyebabkan perundingan kembali ke titik belakang. Namun Doha akan terus berusaha menjadi penengah antara Israel dan Hamas.”
Dia menambahkan: “Doha tidak akan mencoba menghentikan negosiasi antara Israel dan Hamas meskipun ada tantangan, harus ada satu pemerintahan Palestina di Tepi Barat dan Gaza berdasarkan konsensus semua elemen Palestina.”
Dia menambahkan: “Kantor Hamas di Doha akan tetap buka selama perang terus berlanjut karena ada kebutuhan untuk berkomunikasi dengan gerakan tersebut.”
Ia menyimpulkan, “Tanpa rencana penyelamatan Jalur Gaza setelah perang, ekstremisme akan menjadi sumber kekhawatiran di kawasan.”
Qatar juga tidak terlalu ambil pusing apakah nanti presiden AS berasal dari partai Republik atau Demokrat, karena Doha memang telah dan bisa bekerjasama baik dengan Donald Trump ataupun Joe Biden.
Sebelumnya, ditengah perundingan Hamas dan Israel di Kairo berlangsung, isu akan ditutupnya kantor biro politik Hamas di Qatar sempat mencuat dan dilaporkan oleh sejumlah media termasuk Aljazeera.
Sumber: Elbalad, Skynewsarabia.