Jika pandangan hidup tauhid betul-betul telah menghujam di dalam jiwa manusia, maka akan terbentuklah mereka menjadi individu-individu yang berkepribadian qolbun salim (berhati bersih).
Apa makna Qolbun Salim?
Qolbun salim, hati yang bersih, artinya bersih dari penyakit-penyakit hati: syirik, keraguan, kemunafikan, hasad, dendam, dengki, menipu, sombong, riya’, sum’ah, dan bersih dari mencintai keburukan dan kemaksiatan.
Qolbun salim, hati yang bersih, kondisi hatinya baik: ikhlas, yakin, jujur, mencintai kebaikan, lapang dada dan memaafkan, tulus, tawadhu’, keinginan dan kecintaannya mengikuti kecintaan Allah SWT, niat dan amalnya karena mencari ridha-Nya, dan hawa nafsunya tunduk, hanya mengikuti apa yang datang dari Allah SWT.
Qolbun Salim adalah Sumber kemuliaan dan keselamatan
Pemilik qolbun salim inilah yang akan memperoleh kemuliaan dan keselamatan. Mereka akan terbebas dari celaan atas dosa-dosa, terbebas dari hukuman, dan terbebas dari kehinaan di yaumul ba’ats kelak.
وَلا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ لا يَنْفَعُ مَالٌ وَلا بَنُونَ إِلا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“…dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih…” (QS. Asy-Syu’ara, 26: 87-89)
Diantara Sikap Pribadi Qolbun Salim
Pertama, roja-u rahmatillah (selalu mengharap rahmat Allah)
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab, 33: 21)
Kedua, khoufu ‘iqobillah (takut kepada azab/hukuman Allah)
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku.”
مَنْ يُصْرَفْ عَنْهُ يَوْمَئِذٍ فَقَدْ رَحِمَهُ وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ
“Barang siapa yang dijauhkan azab dari padanya pada hari itu, maka sungguh Allah telah memberikan rahmat kepadanya. Dan itulah keberuntungan yang nyata.” (QS. Al-An’am, 6: 15-16)
Ketiga, mahabbatulloh (mencintai Allah)
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah, 2: 165)
Al-Aqidatus Salimah
Inilah sikap hidup yang menjadi ciri telah tertanamnya al-aqidatus salimah (aqidah yang bersih), yakni aqidah yang terus mengobarkan an-niyyatul khalishah (niat yang murni) untuk beramal shaleh.
Wallahu A’lam