Pemimpin gerakan Islam Tunisia diinterogasi di pengadilan Tunis oleh unit anti-teror pada hari Selasa sebelum dibebaskan menjelang referendum nasional tentang konstitusi baru.
Rached Ghannouchi , pemimpin partai Islamis Ennahda dan ketua parlemen yang dibubarkan, menolak panggilan itu sebagai taktik politik.
Dia tampak dikelilingi oleh ratusan pendukung yang memadati area di luar pengadilan di tengah kehadiran polisi yang padat.
Setelah sesi “lebih dari sembilan jam” dan “19 pidato pembelaan” yang diminta oleh pengacara, Ghannouchi meninggalkan pusat anti-teror dan kembali ke rumah, kata pengacaranya dan mantan pejabat Ennahdha Samir Dilou di Facebook.
Dilou mengatakan kepada AFP bahwa unit anti-teror telah memberikan kebebasan bergerak kepada Ghannouchi, sementara pengacara lain mengatakan politisi itu bukan subjek dari “langkah-langkah kontrol yudisial”.
Panggilan itu datang kurang dari seminggu sebelum Presiden Kais Saied mengadakan referendum tentang konstitusi baru yang akan sangat memperluas kekuasaannya, sebuah langkah yang ditolak oleh Ennahda dan beberapa partai lainnya.
Tuduhan berpusat di sekitar korupsi dan pencucian uang atas organisasi masyarakat sipil kecil bernama Namaa, yang menurut para penyelidik digunakan Ghannouchi dan Ennahda untuk mencuci dana asing.
Tuan Ghannouchi, Ennahda dan Namaa semuanya menyangkal tuduhan itu.
“Namaa adalah organisasi masyarakat sipil independen yang tidak pernah berurusan keuangan dengan partai Ennahdha atau pemimpinnya,” kata partai itu dalam sebuah pernyataan.
Sebagai bagian dari penyelidikan yang sama, pihak berwenang Tunisia bulan lalu menangkap mantan perdana menteri dan mantan pemimpin Ennahdha Hamadi Jebali karena dugaan pencucian uang.
Jebali kemudian dibebaskan, tetapi akan diinterogasi atas tuduhan tersebut pada hari Rabu.
Awal bulan ini, pengadilan memerintahkan pembekuan rekening bank Ghannouchi dan belasan anggota keluarga dan partainya, termasuk Jebali yang mrupakan bagian dari penyelidikan ini.
Ghannouchi, yang terpilih sebagai ketua parlemen pada 2019, telah menjadi salah satu pengkritik paling keras Saied. Dia juga mengkritik Saied karena pemecatannya dari parlemen dan pengambilalihan peradilan.
Dalam pernyataan tertulis yang dikeluarkan selama interogasi, Ghannouchi mengatakan: “Saya datang ke sini hari ini untuk menghadap pengadilan Tunisia untuk menghormatinya dan untuk mendukung keberadaan pengadilan independen, bukan yang berfungsi seperti yang diinginkan beberapa orang saja, yang berusaha menjadikan peran dan statusnya menjadi terhina.” laporan tambahan oleh AFP.
SUMBER: THE NATIONAL