Sejumlah demonstrasi massa meletus di Bahrain pada hari Kamis (30/09/21). Demonstran marah dan mengutuk normalisasi dengan Israel, (demonstrasi) itu bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Zionis Yair Lapid ke Manama (ibukota Bahrain) dalam sebuah kunjungan resmi terang-terangan pertama seorang menteri Israel sejak pengumuman kesepakatan untuk menormalkan hubungan antara kedua pihak setahun lalu.
Demonstran membakar ban di luar ibu kota, Manama pada hari kamis, sementara pengguna media sosial men-tweet mengekspresikan penolakan mereka dengan tagar “Bahrain menolak Zionis.” Para demonstran mengangkat slogan-slogan menolak normalisasi, mereka menggambarkan langkah-langkah rezim Bahrain sebagai pengkhianatan karena mengabaikan perjuangan Palestina
Sementara itu, sebuah organisasi The Bahraini Society againts Normalisation with Zionis Enemy menegaskan penolakan totalnya terhadap normalisasi dengan entitas penjajah itu, yang tidak ragu-ragu untuk membunuh anak-anak, wanita dan orang tua dan untuk mempraktekkan bentuk terorisme negara yang paling keji terhadap orang-orang Palestina, termasuk penyiksaan, perampasan tanah, penghancuran rumah, pengusiran orang-orang Palestina, serta konspirasi kontra Palestina dan yahudinisasi kota-kota Palestina terutama kota Yerusalem, dan usaha untuk menyerang fondasi Masjid Al-Aqsha dalam persiapan untuk pembongkarannya sebagai rencana strategis dengan mengandalkan penggalian terowongan di bawah masjid, yang merupakan kiblat pertama dari dua kiblat umat Islam dan mesjid suci yang ketiga setelah Alharamain.
Organisasi tersebut, dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Kamis dengan judul “Tidak ada selamat datang untuk penjahat dan penjajah,” menganggap bahwa Lapid telah menodai tanah Bahrain dengan kunjungannya tersebut dan rakyat Bahrain dengan kebanggaan luar biasa menolak kunjungannya, mereka tetap setia pada tujuan utama mereka, bahwa isu permasalahan Palestina adalah inti konflik di kawasan tersebut, dan bahwa entitas Israel adalah benih setan yang telah ditanam di dunia Arab untuk membiarkannya tetap ‘berdarah’ serta menjauhkannya dari kemajuan, perkembangan dan kemakmuran. Organisasi tersebut juga berkata, “Pembukaan kedutaan besar Zionis di negara kita tercinta adalah penodaan terhadap kesucian tahah air kita,”
Organisasi tersebut meminta pihak berwenang negaranya untuk segera berhenti dari sikap ceroboh menuju normalisasi, hal itu merupakan tikaman dari belakang terhadap perjuangan rakyat Palestina, pasukan-pasukan aktifnya dan faksi-faksi militannya, mereka menyerukan semua kelompok rakyat Bahrain untuk melanjutkan penolakan mereka terhadap normalisasi dengan musuh tersebut serta terus mendukung rakyat Palestina dan mendukung mereka untuk memerdekakan tanah air mereka dan mendirikan negara merdek di setiap jengkal tanah mereka dengan ibu kotanya Yerusalem.
Lapid dijadwalkan akan meresmikan kedutaan besar Israel di ibu kota Bahrain, dan akan mengadakan pembicaraan untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Bahrain. Kunjungan Menteri Luar Negeri Israel ke Manama juga bertepatan dengan aktifnya perusahaan “Gulf Air” Bahrain yang mengoperasikan penerbangan ke Tel Aviv , di mana penerbangan komersial langsung pertama antara Bahrain dan Israel lepas landas pada hari Kamis, dan pesawat Gulf Air take off dari Bandara Manama satu jam setelah kedatangan Menteri Luar Negeri Israel itu.
Sumber: Alquds Alaraby