Perdana Menteri termuda pertama, sejak devolusi yang membentuk parlemen Skotlandia pada tahun 1999, berjanji untuk “memulai” dan memberikan kemerdekaan bagi negara berpenduduk 5,5 juta orang itu.
Anggota parlemen Skotlandia yang diberikan pelimpahan kekuasaan, pada hari Selasa, telah siap untuk menjadikan Humza Yousaf sebagai Perdana Menteri pertama yang baru, setelah ia memenangkan kontestasi untuk menggantikan Nicola Sturgeon sebagai pemimpin Partai Nasional Skotlandia (SNP).
Yousaf mengalahkan dua rival SNP lainnya, pada hari Senin, untuk merebut posisi puncak partai, bersumpah untuk memperjuangkan kembali kemerdekaan bagi Skotlandia yang sempat terhenti dalam beberapa bulan terakhir.
Pria berusia 37 tahun itu akan menjadi Perdana Menteri termuda pertama sejak devolusi yang menciptakan parlemen Skotlandia pada 1999, menjadikannya orang kulit berwarna dan Muslim pertama yang memimpin negara berpenduduk 5,5 juta orang itu.
“Kita semua harus bangga dengan kenyataan bahwa hari ini kami telah mengirimkan pesan yang jelas bahwa warna kulit Anda, atau keyakinan Anda, bukanlah penghalang untuk memimpin negara yang kita semua sebut sebagai rumah,” kata Yousaf setelah memenangkan pemilihan kepemimpinan SNP.
Berjanji untuk menjadi pemimpin bagi seluruh Skotlandia dan memulai gerakan sipil yang akan memastikan usaha menuju kemerdekaan kita berada di “gigi lima.”
“Kami akan menjadi generasi yang memberikan kemerdekaan bagi Skotlandia,” katanya dalam pidato kemenangannya.
Fokus
Para anggota Parlemen Skotlandia (MSP) akan memberikan suara pada hari Selasa untuk memutuskan Perdana Menteri pertama yang baru saat jam makan siang, dengan Yousaf telah dipastikan akan menggantikan Sturgeon mengingat SNP adalah partai terbesar. Nantinya dia akan dilantik pada sebuah upacara di hari Rabu.
Dinamika politik ini terjadi menyusul pengumuman pengunduran diri Sturgeon yang mengejutkan pada bulan lalu setelah lebih dari delapan tahun dirinya memimpin.
Wanita berusia 52 tahun itu mengatakan dia berhenti karena dia merasa tidak mampu lagi memberikan “setiap tetes keringatnya” untuk pekerjaan itu. Hal itu terjadi setelah masa-masa sulit dalam pemerintahannya, akibat merosotnya dukungan dalam upaya kemerdekaan.
Survei terbaru menunjukkan sekitar 45 persen warga Skotlandia mendukung Skotlandia berpisah dari Britania Raya, penghitungan yang sama dicatat dalam referendum 2014 yang menurut London bisa menyelesaikan masalah selama satu generasi ini.
Yousaf mengatakan, pada hari Senin, dia akan melanjutkan kebijakan Sturgeon yang mendorong pemerintah Konservatif di sana untuk dapat melakukan lagi pemungutan suara.
Hal tersebut segera ditegur London, oleh juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak yang mengatakan kepada wartawan bahwa pemimpin SNP yang baru harus fokus pada kebijakan terkait isu-isu ekonomi dan hal-hal yang penting bagi pemilih Skotlandia.
Sumber: TRT World