Syahadat adalah Rukun Islam yang Pertama
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
Rasulullah n bersabda: “Islam dibangun di atas lima (pilar): menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad itu utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, hajji, dan puasa Ramadhan”. (HR Bukhari).
Syahadat adalah Kunci Surga
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّى رَسُولُ اللَّهِ لاَ يَلْقَى اللَّهَ بِهِمَا عَبْدٌ غَيْرَ شَاكٍّ فِيهِمَا إِلاَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah dan aku adalah utusan Allah. Tidak ada seorang hamba pun yang bertemu Allah (meninggal dunia) dengan membawa keduanya (syahadatain) dalam keadaan tidak ragu-ragu kecuali Allah akan memasukkannya ke surga” (HR. Muslim No. 147)
مَنْ قَالَ : لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ مُخْلِصًا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، قِيلَ : وَمَا إِخْلَاصُهَا ؟ قَالَ : أَنْ تَحْجُزَهُ عَنْ مَحَارِمِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Barangsiapa mengucapkan La Ilaha Illa-Llah dengan ikhlas, akan dimasukkan ke dalam surga.” Rasulullah ditanya: “Bagaimana mengikhlaskannya itu?” Rasulullah menjawab: “Dengan menjauh dari apa yang diharamkan oleh Allah Azza wa Jalla.” (HR. Thabrani)
Pengertian Syahadat
- As-Syahadah (syahadat) maknanya adalah al-iqrar atau al-i’lan (pernyataan), al-qasamu atau al-halfu (sumpah), al-‘ahdu atau al-wa’du (janji).
- Seseorang yang mengucapkan syahadatain: asyhadu an laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah maka artinya ia telah mengakui, meyakini, dan mengimani bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah l, dan mengakui, meyakini, serta mengimani bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah nabi dan utusan-Nya, yang membawa risalah/ajaran serta pedoman hidup yang harus dilaksanakan oleh umat manusia seluruhnya.
Istiqamah Hingga Akhir Hayat
Atas dasar kesadaran bahwa syahadatain merupakan sumpah dan janji, maka seorang muslim yang baik akan senantiasa menjaga syahadatain itu dengan istiqamah.
عَنْ أَبِي عَمْرو، وَقِيْلَ : أَبِي عَمْرَةَ سُفْيَانُ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِي فِي اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَداً غَيْرَكَ . قَالَ : قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Dari Abu Amr, -ada juga yang mengatakan- Abu ‘Amrah, Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqofi a dia berkata, “Saya bertanya, ‘Wahai Rasulullah katakan kepada saya sebuah perkataan di dalam Islam yang tidak saya tanyakan kepada seorangpun selain kepadamu”. Beliau bersabda, “Katakanlah, saya beriman kepada Allah, kemudian beristiqamah-lah”. (HR. Muslim)
Orang yang istiqamah memegang teguh syahadatain akan diberi kabar gembira oleh malaikat.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): ‘Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’”. (QS. Al-Fushilat, 41: 30)
Waki’ dan Ibnu Zaid berpendapat bahwa para malaikat memberikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman pada tiga keadaan yaitu: ketika (menghadapi) kematian, di dalam kubur, dan di waktu kebangkitan.