Dr. Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri UEA, mengatakan bahwa UEA dan Turki mantap dalam rangka finalisasi proses-proses terkait Kesepakatan Kerjasama Ekonomi Komprehensif (CEPA) mereka, ditengah semakin dekatnya tanggal pelaksanaan dari kesepakatan itu. Kedua negara telah secara resmi mengesahkan kesepakatan tersebut pada akhir Mei 2022.
Al Zeyoudi menyatakan bahwa sesuai dengan jangka waktu yang telah disetujui, CEPA akan mulai berlaku pada awal September, menambahkan bahwa hal itu bertujuan untuk merangsang perdagangan non-minyak antara kedua negara yang saat ini berada pada nilai total US$18 miliar menjadi lebih dari US$40 miliar per tahun dalam jangka waktu lima tahun ke depan, dengan mengurangi atau menghapus bea cukai sebesar 82 persen dari tarif di kedua negara, yang mencakup 96 persen dari barang-barang yang diperdagangkan.
Melihat ukuran ekonomi Emirat dan Turki jika dibandingkan dengan total ekonomi kawasan dan kemampuan mereka untuk merangsang pertukaran perdagangan di tingkat bilateral, regional, dan global, Al Zeyoudi menegaskan bahwa gabungan populasi kedua negara saat ini sekitar 100 juta pwnduduk, dan kedua negara itu berada di antara 30 ekonomi teratas dunia dengan gabungan produk domestik bruto (PDB) hampir US$1,5 triliun.
Selain itu, struktur ekonomi mereka dalam hal kontribusi sektor terhadap PDB hamper serupa, terutama sektor jasa yang mencapai lebih dari 50 persen, tambahnya, dan terdapat peluang yang tidak terbatas untuk kerja sama ekonomi di berbagai sektor di mana kedua negara tersebut menjadi pemimpinnya baik secara regional maupun global, seperti jasa, pariwisata, perdagangan, teknologi, industri, pertanian dan infrastruktur.
Berbicara tentang investasi, Al Zeyoudi mengatakan bahwa kedua negara telah mengeluarkan dana sekitar US$360 miliar dalam investasi langsung pada akhir tahun 2022, yaitu 38 persen dari total arus investasi asing langsung (FDI) yang masuk ke Asia Barat, sementara dalam hal investasi keluar, UEA dan Turki secara kolektif menginvestasikan sekitar US$300 miliar, mewakili sekitar 50 persen arus keluar investasi Asia Barat ke seluruh dunia.
Adapun mengenai isu utama dari kerja sama ekonomi antara UEA dan Turki, Al Zeyoudi menjelaskan bahwa kedua negara bertujuan untuk meningkatkan kerjasama ekonomi mereka hingga mencakup semua sektor ekonomi, khususnya karena kedua negara memiliki daya dukung menjanjikan yang mampu mendorong kemampuan mereka untuk mencapai integrasi dan pertumbuhan lebih lanjut di negaranya masing-masing.
UEA adalah pusat perdagangan, investasi, turis, dan logistik global yang memfasilitasi arus perdagangan seluruh dunia, dan juga merupakan salah satu tujuan terpenting untuk investasi internasional, sementara Turki adalah salah satu dari 10 mitra dagang global utama UEA, berkontribusi 3 persen untuk perdagangan luar negeri non-minyak UEA, tambahnya.
Data pertumbuhan pada tahun 2022 menunjukkan bahwa perdagangan non-minyak antara kedua negara tumbuh lebih dari 40 persen dibandingkan tahun 2021, yaitu mencapai US$18,9 miliar, dan Turki adalah tujuan terpenting keenam untuk ekspor non-minyak UEA, sedangkan UEA adalah di antara lima negara teratas yang mengimpor barang dari Turki, tambahnya lagi.
Pada pelaksanaannya, CEPA akan berkontribusi untuk membangun kerjasama jangka panjang antara komunitas bisnis kedua negara, yang akan membantu mendorong pertumbuhan, kemakmuran, dan pengembangan dengan memanfaatkan lokasi strategis mereka sebagai pusat bisnis regional dan internasional, tegas Al Zeyoudi.
UEA menempati urutan ke-15 di antara mitra dagang internasional utama Turki, kedua di antara negara-negara Arab, dan pertama di antara negara-negara Teluk, di mana UEA menyumbang sekitar 50 persen perdagangan Turki dengan negara-negara Teluk, dan sekitar 15 persen dengan semua negara-negara Arab, katanya dalam kesimpulan yang dia sampaikan.
Sumber: WAM