Imam di Masjid Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali memberikan beberapa masukkan kepada Muhammadiyah. Masukkan tersebut ia sampaikan dalam acara Up grading Pengurus Periode 2021-2022 & Ramah Tamah Warga Muhammadiyah Amerika Serikat pada Sabtu (15/01).
Masukkan pertama ialah Muhammadiyah harus lebih getol lagi dalam mengenalkan paham Islam Berkemajuan di tingkat global, terutama peran ‘Aisyiyah. Pasalnya, kata Shamsi Ali, ‘Aisyiyah merupakan ormas wanita Islam pertama yang pada tahun 2015 memiliki universitas, yakni Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta (Unisa).
“Usulan saya yang pertama ialah mengenalkan Muhammadiyah ke dunia global begitu penting sekali, karena sedemikian brilian organisasi yang kita cintai ini, tetapi perlu lagi kita promosikan. Misalnya, memiliki ‘Aisyiyah yang bisa membangun sebuah kampus,” ujar direktur Jamaica Muslim Center ini.
Selain itu, Shamsi Ali juga menginginkan agar Muhammadiyah kembali aktif di forum-forum internasional. Sejak tahun 2011, Muhammadiyah tergabung dalam The United Nations Economic and Social Council (ECOSOC), sebuah lembaga sosial ekonomi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Badan ini bertujuan mendorong kerja sama internasional di bidang ekonomi sosial dan pembangunan. Muhammadiyah terpilih sebagai anggota karena komitmennya yang tinggi terhadap kemanusiaan dan jaringan globalnya yang telah sedemikian luas.
“Muhammadiyah terdaftar sebagai anggota ECOSOC, dulu sangat aktif sekali dalam sidang-sidang, sekali dalam setahun. Mungkin ini perlu diaktifkan kembali, bisa dari PP Muhammadiyah memberikan amanah kepada PCIM Amerika sebagai wakil persyarikatan,” kata alumni Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Gombara-Makassar ini.
Usulan selanjutnya ialah agar Muhammadiyah menjadi pendamping bagi calon-calon tenaga kerja profesional di Amerika Serikat seperti bidan dan perawat. Dengan banyaknya amal usaha Muhammadiyah seperti Fakultas Kedokteran dan Kebidanan serta jaringan rumah sakit, Shamsi percaya Muhammadiyah dapat mengirimkan tenaga kerja profesional ke Negeri Paman Sam tersebut.
“Muhammadiyah dapat menjadi pendamping agar Amerika dapat menjadi tempat penyaluran TKW-TKI dalam arti yang profesional, khususnya di bidang kebidanan atau keperawatan. Ini bisa menjadi peluang bagi kita, jadi Muhammadiyah mendampingi calon-calon pekerja profesional itu di Amerika,” ujar Shamsi.
Usulan terakhir yang disampaikan Shamsi Ali ialah agar Muhammadiyah mengirim dai ke Amerika Serikat. Jumlah masjid terus tumbuh dengan kecepatan yang stabil di seluruh Amerika Serikat, menurut sebuah laporan yang mengidentifikasi 2.769 masjid pada 2020 lalu. peningkatan menjamurnya masjid-masjid di Amerika Serikat adalah karena populasi Muslim yang meningkat. Baik karena imigrasi maupun karena angka kelahiran Muslim Amerika Serikat.
“Masjid-masjid Islam di Indonesia ada beberapa. Kita butuh dai-dai dan ustaz untuk mengisi. Muhammadiyah bisa mengirimkan wakilnya dan bekerjasama dengan masjid setempat,” usul Shamsi Ali.