Utusan Amerika Serikat Amos Hockstein pada hari Selasa (18/06/24) tiba di ibu kota Lebanon, Beirut. Hockstein berangkat dari Israel untuk lawatan mendadak dan penting.
National News Agency (media resmi Lebanon) melaporkan bahwa Hockstein tiba pada pagi hari (waktu setempat) di Bandara Internasional Rafik Hariri di Beirut, dan menyatakan bahwa ia akan bertemu dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati sore ini.
Mediator Amerika Serikat itu diperkirakan akan membahas langkah-langkah untuk menghentikan konfrontasi antara Israel dan Hizbullah di perbatasan selatan Lebanon, sebagaimana dikabarkan sejumlah surat kabar lokal.
Pada hari Senin (17/06/24) Hockstein memulai kunjungannya ke Israel sebagai bagian dari upaya untuk meredakan konfrontasi di perbatasan Israel-Lebanon yang meningkat secara signifikan pada pekan lalu.
Utusan Amerika itu bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Isaac Herzog, pemimpin oposisi Yair Lapid, serta Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant.
Kantor Kepresidenan Israel mengatakan dalam sebuah pernyataannya bahwa kedua belah pihak membahas apa yang mereka gambarkan sebagai “serangan terus-menerus dan peluncuran rudal dari Hizbullah, yang diprakarsai oleh Iran, terhadap kota-kota (pemukiman) di Utara Israel, serta kebutuhan mendesak untuk memulihkan keamanan di perbatasan utara dan memungkinkan penduduk (pemukim Yahudi) untuk kembali dengan selamat ke rumah mereka (di Israel Utara)”.
Sejak 8 Oktober 2023, faksi-faksi Palestina dan Lebanon, terutama Hizbullah, setiap hari saling melakukan serangan terhadap tentara Israel. Faksi-faksi tersebut mengatakan bahwa mereka berdiri bersama sebagai bagian dari solidaritas untuk Gaza yang sedang mengalami perang menghancurkan dengan Israel yang telah menyebabkan lebih dari 122.000 warga Palestina meninggal dan terluka.
Dalam beberapa pekan terakhir, garis batas yang memisahkan antara Israel dan Lebanon mengalami peningkatan yang luar biasa dimana Amerika Serikat telah berulang kali menyerukan agar konfrontasi ini segera dihentikan.
Pada bulan Oktober 2022, Lebanon dan Israel yang dimediasi oleh Hockstein menandatangani perjanjian untuk mendemarkasi perbatasan maritim, yang pada saat itu dianggap Hizbullah sebagai kemenangan besar bagi Lebanon, negara, rakyat, dan kelompok pejuang.”
Perlu dicatat bahwa Israel telah menduduki sebagian wilayah di Lebanon selatan dan Dataran Tinggi Golan Suriah selama beberapa dekade.
Sumber: Anadolu Agency.