Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan bahwa negaranya akan tetap melanjutkan kerjasama erat dengan Inggris, terutama terkait dengan sikap mereka di Ukraina.
Pernyataan Biden tersebut muncul dalam sebuah pernyataan yang disampaikan setelah pengunduran diri Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, namun tanpa mengaitkan langsung dengan pengunduran diri Johnson.
“Inggris Raya dan Amerika Serikat adalah teman dan sekutu terdekat, dan hubungan khusus antara kedua negara ini tetap akan kuat dan langgeng,” kata Biden.
“Saya berharap dapat melanjutkan kerja sama erat kami dengan pemerintah Inggris, serta dengan sekutu dan mitra kami di seluruh dunia, dalam berbagai prioritas,” tambahnya.
“Ini termasuk mempertahankan pendekatan yang kuat dan terpadu untuk mendukung rakyat Ukraina saat mereka membela diri,” kata Biden.
Pernyataan itu tidak menyinggung Boris Johnson dengan jelas yang mengumumkan pengunduran dirinya pada Kamis (07/07/22) setelah serangkaian kegagalan dalam pemerintahannya dan beberapa skandal.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan keyakinannya bahwa kebijakan Inggris terhadap Ukraina tidak akan berubah, mengomentari pengunduran diri Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. Zelensky menggambarkan Boris Johnson sebagai teman sejati Ukraina.
Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa Ukraina telah memperoleh banyak hal dari hubungannya dengan Johnson, terutama dukungan militer. Presiden Ukraina itu juga berharap dapat berbicara langsung dengan Boris Johnson untuk mempelajari lebih lanjut tentang perincian pengunduran dirinya.
Sementara itu kepresidenan Ukraina berterima kasih kepada Perdana Menteri Inggris Boris Johnson atas dukungannya di masa-masa paling sulit untuk negara itu, dan secara pribadi, Volodymyr Zelensky berterima kasih kepada Boris Johnson atas sikapnya yang tegas dalam mendukung negaranya, dimana Perdana Menteri Inggris itu pernah memuji presiden Ukraina tersebut dengan mengatakan: “Kamu adalah pahlawan dan semua orang mencintaimu”.
Sebelumnya, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersikeras untuk tetap memegang kekuasaan pada Kamis usai empat orang menteri papan atas mengundurkan diri, sementara jaksa agung menyatakan harapannya agar Johnson mundur dan mengakui bahwa ia juga menginginkan jabatan PM Inggris.
Lebih dari 50 orang menteri telah mengundurkan diri dalam kurang dari 48 jam, dan mengatakan bahwa Johnson tidak layak untuk memimpin usai dilanda sejumlah skandal, sementara puluhan politisi di Partai Konservatif melakukan pemberontakan secara terbuka.
Sumber: RTarabic dan Youm7.