Halaman Facebook Anas Al Sharif memposting wasiat sang jurnalis setelah almarhum bersama empat jurnalis lainnya syahid dalam serangan udara Israel yang menargetkan tenda-tenda di sekitar Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza pada Minggu malam (10/08/25).
Dalam surat wasiatnya yang ditulis pada 6 April 2025, mendiang jurnalis tersebut menyampaikan: “Ini adalah surat wasiat dan pesan terakhir saya. Jika kata-kata ini telah sampai kepada Anda, ketahuilah bahwa Israel telah berhasil membunuh saya dan membungkam suara saya.
Pertama-tama, semoga kedamaian, rahmat, dan berkah Allah SWT selalu menyertai Anda.
Allah SWT Maha mengetahui bahwa saya telah mengerahkan segenap upaya dan kekuatan saya untuk menjadi penyambung suara bagi rakyat Gaza, sejak saya membuka mata terhadap kehidupan di lorong-lorong kamp pengungsi Jabalia. Saya berharap Allah SWT memperpanjang umur saya agar saya dapat kembali bersama keluarga dan orang-orang terkasih ke kampung halaman kami di Ashkelon yang dijajah. Namun, kehendak Tuhan lebih besar, dan ketentuan-Nya pasti terjadi.
Saya telah merasakan rasa sakit yang sebegitu banyak dan beragam, saya telah merasakan kehilangan yang berulang kali, dan meskipun demikian, saya tidak pernah ragu untuk menyampaikan kebenaran apa adanya, tanpa pemalsuan atau distorsi. Semoga Allah SWT menjadi saksi atas mereka yang tetap diam dan membiarkan pembunuhan kami, mereka yang ikut memblokade kami hingga potongan tubuh anak-anak dan perempuan kami tidak sedikit pun menggerakkan hati mereka untuk menghentikan pembantaian yang telah dialami rakyat kami selama lebih dari satu setengah tahun.
Saya titipkan kepada kalian Palestina, permata umat Islam, dan detak jantung setiap orang merdeka di dunia ini.
Saya serahkan kepada kalian rakyatnya dan anak-anaknya yang masih muda dan tertindas, yang tak punya waktu untuk bermimpi dan hidup aman dan damai. Tubuh mereka yang suci hancur oleh ribuan ton bom dan rudal Israel, terkoyak-koyak dan sisa-sisanya berserakan di dinding-dinding.
Saya menasihati kalian agar tidak dibungkam oleh pembatasan, atau dilumpuhkan oleh garis-garis batas negara. Jadilah jembatan menuju pembebasan negara ini dan rakyatnya, hingga matahari kemuliaan dan kebebasan menyinari negara kita yang dirampas.
Kutitipkan keluargaku kepada kalian. Kutitipkan kepada kalian buah hatiku, putriku tercinta, Sham, yang tak sempat kulihat tumbuh dewasa seperti yang kuimpikan. Kutitipkan kepadamu putraku tersayang, Salah, yang kuinginkan menjadi penopang dan pendamping keluarga hingga ia dewasa, agar ia dapat menanggung bebanku dan menyelesaikan misi ini. Kutitipkan kepadamu ibuku tercinta, yang berkat doanya aku telah sampai pada titik ini, yang doanya menjadi bentengku dan penerang jalanku. Aku memohon kepada Allah agar menghibur hatinya dan memberinya balasan terbaik atas namaku.
Saya juga menitipkan kepada kalian pendamping hidup saya, istri tercinta saya, Umm Salah, Bayan. Perang telah memisahkan kami selama berhari-hari dan berbulan-bulan, tetapi beliau tetap setia, teguh bagaikan batang pohon zaitun yang tak pernah goyah, sabar dan tenang. Beliau mengemban amanah ini dengan segenap kekuatan dan keyakinannya saat saya tak di sampingnya.
Saya berharap kalian bisa berdiri di samping mereka dan menjadi sandaran mereka setelah Allah Yang Maha Kuasa.
Jika aku mati, aku mati dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsipku. Aku bersaksi kepada Allah SWT bahwa aku yakin akan penghakiman-Nya, yakin akan pertemuan dengan-Nya, dan yakin bahwa apa yang ada di sisi-Nya lebih baik dan lebih kekal. Ya Rabb, terimalah aku di antara para syuhada, ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, dan jadikanlah darahku cahaya yang menerangi jalan kebebasan bagi umatku dan keluargaku.
Maafkanlah aku jika aku banyak berbuat salah kepada kalian, dan mohonlah keampunan untukku, sesungguhnya aku telah menepati janjiku dan tidak mengubahnya.
Terakhir, Jangan lupakan Gaza. Jangan lupakan aku dengan pengampunan dan penerimaan dalam doa-doa kalian.”
Pada Minggu malam, militer Israel membunuh lima jurnalis Al Jazeera dalam serangan udara yang menargetkan tenda mereka di luar Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.
Seorang koresponden RT melaporkan bahwa tentara Israel membunuh Anas al-Sharif dan Mohammed Qreiqeh dalam serangan udara, bersama dengan fotografer Ibrahim Daher dan Moamen Aliwa, dan asisten fotografer Mohammed Noufal.
Sumber Pertahanan Sipil Palestina melaporkan bahwa tentara Israel secara langsung menargetkan tenda wartawan-wartawan tersebut.
Sumber: RT Arabic.