Setelah dihantam badai ekonomi yang belum berakhir hingga kini, Mesir menghadapi krisis lain yakni energi dan gas. Kondisi ini memaksa pemerintah memberlakukan pemadaman listrik, di Kairo misalnya dalam sehari listrik padam selama 3 jam, di luar Kairo bahkan ada pemadaman listrik selama 6 jam. Namun, di beberapa lokasi wisata dan elit, pemadaman tidak diberlakukan, hal ini yang membuat netizen kesal dan ramai menyindir pemerintah di medsos. Padahal sebelumnya, pemerintah pernah mengklaim surplus gas, bahkan sampai mengekspor ke negara lain.
Semula pemerintah menginformasikan pemadaman listrik berlaku untuk 7-10 hari saja, hal tersebut disampaikan pada pertengahan bulan Juli lalu. Tapi faktanya, pemadaman terus berlanjut kini memasuki pekan keempat. Kabar terakhir, pemerintah menyampaikan pemadaman akan berlanjut hingga pekan kedua September mendatang.
Pada masa presiden yang digulingkan Muhammad Mursi, pemadaman listrik pernah terjadi, hingga menjadi alasan kegagalan pemerintah bahkan sebagai pembenaran atas kudeta militer yang terjadi. Berbeda dengan kondisi saat ini, rakyat Mesir hanya bisa protes melalui media sosial, mereka tak berani berdemo turun ke jalan, mungkin karena mereka tidak ingin mengambil resiko, dikarenakan rezim yang berkuasa saat ini adalah militer.
Kondisi ini jelas menghambat produksi di berbagai bidang, termasuk industri dan pabrik-pabrik. Di tengah kondisi ini, pemerintah mengeluarkan beberapa himbauan: membatasi penggunaan lampu di tempat umum, termasuk jalan raya dan gedung pemerintahan, pertandingan sepakbola agar dilaksanakan siang hari, setiap pekannya satu hari WFO, dimulai dari 6 Agustus hingga sebulan kedepan, aturan-aturan khusus selama bekerja di rumah demi penghematan listrik.
Kubu Oposisi di Mesir berpendapat, semua bermula dari kegagalan pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi yang sedang terjadi, sehingga bukan saja menyebabkan ekonomi terpuruk tapi merambat hingga memilih keputusan pemadaman listrik. Mesir saat ini menghadapi cuaca panas hampir 50 derajat, adanya pemadaman listrik berimbas kepada pendingin ruangan dan pompa air yang mati. Mesir sendiri saat ini juga sedang bersiap menuju Pilpres, yang akan digelar pada awal tahun 2024 mendatang.
Sumber: alaraby.co.uk
Menurut Bank Dunia 30% orang Mesir hidup di bawah garis kemiskinan. Inflasi tahunan Mesir mencapai rekor 36,8% pada Juni. Terkait ini media lokal ada yg memberitakan, mengutip dari Reuters.