يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْراً كَثِيراً. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلاً
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang hari”. (QS. Al-Ahzab: 41)
Makna Dzikir
Dzikir artinya mengingat Allah Ta’ala dengan banyak menyebut nama-Nya, baik secara lisan maupun di dalam hati. Contohnya adalah banyak menyebut kalimat: Subhanallahi wa bi hamdihi subhanallahil ‘adzim.
Dua kalimat di atas disebut oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai kalimat yang ringan di ucapkan oleh lisan tapi sangat berat timbangannya dan sangat dicintai oleh Allah Ta’ala.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ فِي الِّلسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِي الْمِيْزَانِ مَحْبُوْبَتَانِ إِلىَ الرَّحْمَنِ : سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ العَظِيْمِ
“Dua kalimat yang begitu ringan diucapkan di lisan namun sangat berat di Mizan (timbangan amal di akhirat), serta dangat disukai oleh (Allah) Ar-Rahman (yang Maha Pengasih), adalah ucapan: Subhanallahi wabihamdihi subhanallahil adzim”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Berdzikir juga bisa diartikan sebagai sikap selalu mengingat Allah Ta’ala dalam berbagai keadaan; selalu merasa dilihat dan diawasi segala gerak-geriknya oleh Allah Ta’ala. Sehingga kapanpun dan dimana ia berada, tidak akan berani melakukan hal yang dilarang oleh-Nya. Inilah makna dzikir kepada Allah.
Allah Ta’ala berfirman,
الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلىَ جُنُوْبٍهٍمْ
“(Yaitu) Mereka yang berdzikir (mengingat) kepada Allah saat berdiri, duduk dan saat berbaring”. (QS. Ali Imran, 3: 191)
Perintah Berdzikir
Dalil tentang kewajiban berdzikir diantaranya disebutkan dalam beberapa firman Allah Ta’ala berikut ini:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ
“Maka ingatlah kepada-Ku niscaya Aku akan ingat kepadamu” (QS. Al-Baqarah, 2: 152)
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ
“Dan sungguh dzikir kepada Allah adalah lebih besar (pahala dan manfaatnya)”. (QS. Al-Ankabut, 29: 45)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا. وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.
“Wahai orang-orang yang beriman berdzikirlah kamu kepada Allah dengan dzikir yang banyak dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang”. (QS. Al-Ahzab, 33: 41-42)
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Dan orang-orang yang berdzikir laki-laki dan berdzikir dari wanita maka Allah siapkan bagi mereka ampunan dan ganjaran yang besar”. (QS. Al-Ahzab, 33: 35)
وَاذْكُرْ رَبَّكَ كَثِيرًا وَسَبِّحْ بِالْعَشِيِّ وَالْإِبْكَارِ
“Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu dengan banyak dan bertasbihlah pada waktu pagi dan petang”. (QS. Ali Imran, 3: 41)
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
“Mereka yang berdzikir kepada Allah pada saat berdiri, duduk dan berbaring”. (QS. Ali Imran, 3: 191)
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا
“Maka jika kalian telah selesai menunaikan ibadah kalian maka berdzikirlah kepada Allah sebagaimana yang telah dilakukan oleh orang tua kalian (sebelumnya) atau lebih banyak dzikirnya (dari mereka)”. (QS. Al-Baqarah, 2: 200)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta dan anak-anak kamu membuat kamu lalai dari berdzikir kepada Allah”. (QS. Al-Munafiqun, 63: 9)
إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُ
“Kepada-Nya ucapan-ucapan yang baik itu akan naik dan perbuatan shalih akan meninggikan derajatnya”. (QS. Fathir, 35: 10)
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
“Dan berdzikirlah kepada Tuhanmu dalam diri kamu dengan penuh ketundukan dan rasa takut dan tanpa dikeraskan dari ucapan (tersebut) pada saat pagi dan petang dan janganlah kemu menjadi orang yang lalai”. (QS. Al-A’raf, 7: 205)
Adab-adab Dzikir
- Dilakukan dengan penuh khusyu’ dan khidmat.
- Hendaknya menggunakan bacaan yang ma’tsur baik ayat ataupun hadits nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Tidak dilakukan dengan tergesa-gesa dan cepat.
- Sebaiknya dalam keadaan (bersuci) berwudlu
- Memulai dengan tahmid, tasbih dan tahlil kemudian shalawat nabi.
- Dilakukan dengan suara yang tidak keras dan tidak terlalu pelan.
Keutamaan Berdzikir
Allah Ta’ala dalam surat Ar-Ra’ad ayat 28 menyebutkan bahwa dzikir dapat memberikan ketenangan dan ketentraman pada hati dan jiwa manusia,
أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ketahuilah bahwasanya dengan mengingat Allah hati akan menjadi tentram”
Adapun keutamaan dzikir yang disebutkan dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah sebagai berikut :
Orang yang berdzikir hatinya selalu hidup
عَنْ أَبِي مُوْسَى الأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « مَثَلُ الَّذِي يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِي لاَ يَذْكُرُ رَبَّهُ مِثْلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ » . متفق عليه .
وَلَفْظُ مُسْلِمٍ : « مَثَلُ الْبَيْتِ الَّذِي يَذْكُرُ اللهَ فِيْهِ وَالْبَيْتِ الَّذِي لاَ يَذْكُرُ اللهَ فِيْهِ مِثْلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ » . رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi saw bersabda: ‘Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Tuhannya dengan orang yang tidak berdzikir kepada Tuhannya adalah seperti orang yang hidup dan yang mati’”. (Muttafaqun alaih). Dan dalam lafadz riwayat imam Muslim: “Perumpaan rumah yang di dalamnya berdzikir kepada Allah dan rumah yang didalamnya tidak berdzikir kepada Allah adalah seperti orang hidup dan orang yang mati”.
Orang yang berdzikir akan mendapat naungan dan rahmat dari Allah
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ : « لاَ يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُوْنَ اللهَ إِلاَّ حَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ ، وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ ، وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ » . رواه مسلم
Dan dari Abu Hurairah dan Abu Said radhiyallahu ‘anhuma, bahwa keduanya menyaksikan bahwa Nabi saw telah bersabda: “Tidaklah duduk suatu kaum yang berdzikir kepada Allah, kecuali para malaikat akan mengelillingi mereka, rahmat meliputi mereka dan turun ketenangan atas mereka, dan Allah akan selalu menyebutnya pada siapa yang ada disisi-Nya”. (HR. Muslim)
Orang yang berdzikir menjadi orang yang istimewa disisi Allah
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : « كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِيْرُ فِي طَرِيْقِ مَكَّةَ فَمَرَّ عَلَى جَبَلٍ يُقَالُ لَهُ جَمْدَان فَقَالَ : سِيْرُوا هَذَا جَمْدَان ، سَبَقَ الْمُفَرِّدُوْنَ. قَالُوْا : وَمَا الْمُفَرِّدُوْنَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : الذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتُ » . رواه مسلم
Dari Abu Hurairah ra berkata: “Saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjalan disuatu simpang kota Makkah lewatlah sekelompok orang yang dinamakan Jamdan, beliau bersabda: ‘Berjalanlah wahai Jamdan, telah berlalu Al-Mufarridun’. Mereka bertanya: ‘Apa yang anda maksud dengan al-Muafarridun wahai Rasulullah?’ Beliau bersabda: ‘Mereka yang selalu banyak berdzikir kepada Allah baik laki-laki maupun perempuan’”. (HR. Muslim)
Allah akan kabulkan segala permohonan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَلَائِكَةً يَطُوفُونَ فِي الطُّرُقِ يَلْتَمِسُونَ أَهْلَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا قَوْمًا يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَنَادَوْا هَلُمُّوا إِلَى حَاجَتِكُمْ قَالَ فَيَحُفُّونَهُمْ بِأَجْنِحَتِهِمْ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَسْأَلُهُمْ رَبُّهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ مِنْهُمْ مَا يَقُولُ عِبَادِي قَالُوا يَقُولُونَ يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ وَيُمَجِّدُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ هَلْ رَأَوْنِي قَالَ فَيَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ مَا رَأَوْكَ قَالَ فَيَقُولُ وَكَيْفَ لَوْ رَأَوْنِي قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْكَ كَانُوا أَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً وَأَشَدَّ لَكَ تَمْجِيدًا وَتَحْمِيدًا وَأَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيحًا قَالَ يَقُولُ فَمَا يَسْأَلُونِي قَالَ يَسْأَلُونَكَ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ أَنَّهُمْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَأَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَأَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً قَالَ فَمِمَّ يَتَعَوَّذُونَ قَالَ يَقُولُونَ مِنَ النَّارِ قَالَ يَقُولُ وَهَلْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُ فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْهَا قَالَ يَقُولُونَ لَوْ رَأَوْهَا كَانُوا أَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا وَأَشَدَّ لَهَا مَخَافَةً قَالَ فَيَقُولُ فَأُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ قَالَ يَقُولُ مَلَكٌ مِنَ الْمَلَائِكَةِ فِيهِمْ فُلَانٌ لَيْسَ مِنْهُمْ إِنَّمَا جَاءَ لِحَاجَةٍ قَالَ هُمُ الْجُلَسَاءُ لَا يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ
Dari Abu Hurairah, dia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah subhanahu wa Ta’ala memiliki malaikat-malaikat yang berkelana di jalan-jalan mencari Ahli Dzikir. Jika mereka telah mendapatkan sekelompok orang yang berdzikir kepada Allah, mereka duduk bersama dengan orang-orang yang berdzikir. Mereka saling mengajak: ‘Kemarilah kepada hajat kamu’. Maka para malaikat mengelilingi orang-orang yang berdzikir dengan sayap mereka sehingga langit dunia. Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada mereka, sedangkan Dia lebih mengetahui daripada mereka, ’Apa yang diucapkan oleh hamba-hambaKu?’ Para malaikat menjawab, ’Mereka mensucikan-Mu (mengucapkan tasbih: Subhanallah), mereka membesarkanMu (mengucapkan takbir: Allah Akbar), mereka memujiMu (mengucapkan Alhamdulillah), mereka mengagungkan-Mu’. Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatKu?’ Mereka menjawab, ’Tidak, demi Alah, mereka tidak melihatMu’. Allah berkata, ’Bagaimana seandainya mereka melihatKu?’ Mereka menjawab, ’Seandainya mereka melihatMu, tentulah ibadah mereka menjadi lebih kuat kepadaMu, lebih mengagungkan kepadaMu, lebih mensucikan kepadaMu’. Allah berkata, ’Lalu, apakah yang mereka minta kepadaKu?’ Mereka menjawab, ’Mereka minta surga kepadaMu’.
Allah bertanya, ’Apakah mereka melihatnya?’ Mereka menjawab, ’Tidak, demi Alah, Wahai Rabb, mereka tidak melihatnya’. Allah berkata, ’Bagaimana seandainya mereka melihatnya?’ Mereka menjawab, ’Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih semangat dan lebih banyak meminta serta lebih besar keinginan’.”
Allah berkata: “Lalu, dari apakah mereka minta perlindungan kepadaKu?” Mereka menjawab, ‘Mereka minta perlindungan dari neraka kepadaMu.’ Allah bertanya, ‘Apakah mereka melihatnya?’ Mereka menjawab, ’Tidak, demi Allah, wahai Rabb. Mereka tidak melihatnya.” Allah berkata, ”Bagaimana seandainya mereka melihatnya?” Mereka menjawab, ‘Seandainya mereka melihatnya, tentulah mereka menjadi lebih menjauhi dan lebih besar rasa takut (terhadap neraka).” Allah berkata, ‘Aku mempersaksikan kamu, bahwa Aku telah mengampuni mereka.” Seorang malaikat diantara para malaikat berkata, ‘Di antara mereka ada Si Fulan. Dia tidak termasuk mereka (yakni tidak ikut berdzikir, Pent). Sesungguhnya dia datang hanyalah karena satu keperluan.” Allah berkata,”Mereka adalah orang-orang yang duduk. Teman duduk mereka tidak akan celaka (dengan sebab mereka).” (HR. Muslim)
Amalan yang dapat meneguhkan jiwa dan diri
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بَسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : « أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ! إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ . قَالَ : لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رُطَبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ » . رواه الترمذي وابن ماجه
Dari Abdullah bin Basar radhiyallahu ‘anhu: “Bahwa seseorang berkata kepada Rasul, wahai Rasulullah! Sesunggunya syariat Islam telah banyak atasku, beritahukan kepadaku apa yang harus saya pegang teguh dengannya. Beliau bersabda : “Hendaknya lisanmu selalu basah dari berdzikir kepada Allah”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Allah membanggakannya dihadapan para malaikat
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ قَالَ خَرَجَ مُعَاوِيَةُ عَلَى حَلْقَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَمَا كَانَ أَحَدٌ بِمَنْزِلَتِي مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَلَّ عَنْهُ حَدِيثًا مِنِّي وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمُ الْمَلَائِكَةَ
Dari Abu Sa’id Al Khudri, dia berkata: “Mu’awiyah keluar menemui satu halaqah (kelompok orang yang duduk berkeliling) di dalam masjid, lalu dia bertanya, ‘Apa yang menyebabkan engkau duduk?’ Mereka menjawab, ‘Kami duduk berdzikir kepada Allah.’ Dia bertanya lagi, ‘Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?’ Mereka menjawab, ‘Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?’ Dia berkata, ’Sesungguhnya aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan (bohong, Pent.) kepadamu. Tidaklah ada seorangpun yang memiliki kedudukan seperti aku dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lebih sedikit haditsnya dariku. Dan sesungguhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar menemui satu halaqah dari para sahabat beliau. Kemudian beliau bertanya,’Apa yang menyebabkan engkau duduk?’.” Mereka menjawab, ‘Kami duduk berdzikir kepada Allah.’ Beliau bertanya lagi, ‘Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan engkau duduk, kecuali hanya itu?’ Mereka menjawab, ‘Demi, Allah. Tidak ada yang menyebabkan kami duduk, kecuali hanya itu?’ Beliau bersabda, ’Sesungguhnya, aku tidaklah meminta engkau bersumpah karena sangkaan (bohong, Pent) kepadamu. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan kepadaku, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala membanggakanmu kepada para malaikat.’” (HR Muslim)
Allah akan mengingat melebihi orang yang mengingat-Nya
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي ، فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي ، وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٌ مِنْهُ » . رواه البخاري ومسلم.
Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; Allah Azza wa Jalla berfirman: ‘Aku berada menurut dugaan hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika berdzikir kepada-Ku, jika dia berdzikir dalam dirinya, maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, dan jika dia berdzikir didalam sekelompok orang maka Aku akan mengingatnya disekelompok yang lebih baik dari mereka”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibadah yang paling baik, paling suci dan paling tinggi derajatnya disisi Allah.
وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ ، وَأَرْفَعَهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرَقِ ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تُلْقُوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ ؟ قَالُوا : بَلَى ، قَالَ : ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى » . رواه الترمذي وابن ماجه. الْوَرَقُ : الْفِضَّةُ .
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Maukah aku beritahukan sebaik-baik perbuatan, lebih bersih dan suci dihapan Tuhan kalian dan lebih tinggi derajatnya, dan lebih baik dari berinfaq dengan emas dan perak, bahkan lebih baik dari kalian berjumpa dengan musuh lalu kalian penggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian (syahid)?’ Mereka berkata: ‘Tentu!’ Nabi bersabda : ‘Dzikir kepada Allah”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
1 comment
syukran