Penduduk Afghanistan di beberapa wilayah utama penghasil opium mengatakan bahwa para pemimpin Taliban yang sedang mencari penerimaan dunia internasional setelah mereka kembali berkuasa di Afghanistan telah meminta para petani untuk berhenti menanam opium. Hal ini menyebabkan harga opium mentah melambung tinggi di seluruh negeri.
Dalam beberapa hari terakhir, perwakilan Taliban mulai memberi tahu masyarakat desa di provinsi Kandahar Selatan (salah satu wilayah utama penghasil opium di negara itu) bahwa produksi tanaman tersebut akan dilarang.
Hal ini terjadi setelah juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan pada konferensi persnya di Kabul pada bulan Agustus ini bahwa penguasa baru negara itu tidak akan mengizinkan perdagangan narkoba.
Menurut Wall Street Journal, petani lokal di provinsi Kandahar, Uruzgan dan Helman mengatakan harga opium mentah telah naik tiga kali lipat, dari sekitar $70 menjadi sekitar $200 per kilogram karena ketidakpastian tentang produksi di masa yang akan datang.
Afghanistan menyumbang sekitar 80% dari ekspor opium ilegal dunia, dan musim tanam opium akan dimulai sekitar satu bulan lagi.
Heroin yang dibuat dari opium yang tumbuh di Afghanistan menyumbang 95% pasar di Eropa. Hanya 1% pasokan heroin di AS berasal dari Afghanistan, menurut Lembaga Penindakan Obat-obat Terlarang AS (DEA). Sebagian besar pasokan ke AS berasal dari Meksiko.
Konferensi pers Taliban menyatakan bahwa mereka akan melarang budidaya opium selama pemerintahannya seperti ingin membantah opini bahwa sumber dana gerakan itu berasal dari bisnis opium. Banyak masyarakat Afghanistan dengan semua lapisannya telah menjadi pecandu opium dalam beberapa dekade terakhir. Kebanyakan opium produksi Afghanistan dipasok melalui jalan darat ke Iran dan negara-negara lainnya.
Sumber: Arabi21.