Pasca Ramadhan, ada beberapa hal yang harus terus kita jaga:
Menanamkan Sikap Riqabah Dzatiyah (Pengawasan Diri)
يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ
“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS: Ghafir, 40: 19)
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Hadid, 57: 4)
‘Ilaj Qaswah al Qulub wa Jafa’ al Ruh (Melakukan terapi terhadap kerasnya hati dan keringnya ruhani)
Di bulan Ramadhan hati dan jiwa kita disiram beragam motivasi pahala: shalat tarawih, qiyamu Ramadhan, tahajud, witir, dll, tilawah qur’an, dzikir do’a, i’tikaf, bersedekah. Pasca Ramadhan amal shalih tersebut tetap dilanggengkan.
Mempertahankan kebiasaan puasa dan shalat malam,
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ
“Seutama-utama puasa setelah (puasa) Ramadhan adalah (puasa) bulan Allah, Muharram, dan seutama-utama shalat setelah (shalat) fardhu adalah shalat Lail.” (HR. Muslim, Abu Dâud, At-Tirmidzi, dan An-Nasâ`i)
Mempertahankan Tilawah,
Hadits dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan Alif-Lam-Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Mempertahankan Dzikirullah,
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بَسْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : « أَنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ! إِنَّ شَرَائِعَ الإِسْلاَمِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيَّ ، فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ . قَالَ : لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رُطَبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ » . رواه الترمذي وابن ماجه
Dari Abdullah bin Basar radhiyallahu ‘anhu: “Bahwa seseorang berkata kepada Rasul, wahai Rasulullah! Sesunggunya syariat Islam telah banyak atasku, beritahukan kepadaku apa yang harus saya pegang teguh dengannya. Beliau bersabda : “Hendaknya lisanmu selalu basah dari berdzikir kepada Allah”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
وَعَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : « أَلاَ أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ ، وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيْكِكُمْ ، وَأَرْفَعَهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرَقِ ، وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تُلْقُوا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ ؟ قَالُوا : بَلَى ، قَالَ : ذِكْرُ اللهِ تَعَالَى » . رواه الترمذي وابن ماجه. الْوَرَقُ : الْفِضَّةُ .
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah bersabda: ‘Maukah aku beritahukan sebaik-baik perbuatan, lebih bersih dan suci dihapan Tuhan kalian dan lebih tinggi derajatnya, dan lebih baik dari berinfaq dengan emas dan perak, bahkan lebih baik dari kalian berjumpa dengan musuh lalu kalian penggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian (syahid)?’ Mereka berkata: ‘Tentu!’ Nabi bersabda : ‘Dzikir kepada Allah”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Mempertahankan Shadaqah,
Do’a malaikat bagi mereka yang bersedekah,
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا
“Ya Allah, berilah orang yang bersedekah, gantinya!” (HR. Bukhari Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الصَّدَقَةَ لَتُطْفِئُ غَضَبَ الرَّبِّ
“Sesungguhnya sedekah akan memadamkan murka Allah.” (HR. Turmudzi, hasan)
‘Ilaj danaya al Akhlaq (Mengobati Akhlaq yang Kurang Terpuji)
Dengan puasa manusia dilatih keluar dari kebiasaan berlebihan dalam menyantap sesuatu yang halal, atau melahap sesuatu yang haram seperti mabuk-mabukan dan kecanduan terhadap barang-barang terlarang.
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اضْمَنُوا لِي سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمْ الْجَنَّةَ اصْدُقُوا إِذَا حَدَّثْتُمْ وَأَوْفُوا إِذَا وَعَدْتُمْ وَأَدُّوا إِذَا اؤْتُمِنْتُمْ وَاحْفَظُوا فُرُوجَكُمْ وَغُضُّوا أَبْصَارَكُمْ وَكُفُّوا أَيْدِيَكُمْ
Dari Ubadah Ibnu Shamit bahwa Nabi Saw. telah bersabda: “Jaminlah kepadaku enam hal dari diri kalian, maka aku menjamin bagi kalian surga, penuhilah jika kalian berjanji, tunaikan jika diberi amanah, jujurlah jika berbicara, jagalah pandangan kalian, jagalah kemaluan kalian, dan jaga tangan kalian”. (HR. Muslim)
‘Ilaj Jumud al ‘Aql (Mengobati Pikiran yang Beku)
Puasa telah mengajarkan kepada kita untuk meringankan perut, sehingga kita dapat mengasah otak, berfikir, meneliti, berkreasi, berinovasi, dan mengobati pola pikir yang stagnan.
Allah berfirman,
وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“مَا مَلأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ.”
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Al-Hakim)
Bina’ Ruh at Tadhiyah (Membangun Jiwa Berkorban)
Berpuasa pada bulan Ramadan, menahan makan, minum, dan syahwatnya; adalah pengajaran tentang mengorbankan sesuatu yang sangat disukai oleh nafsu untuk memperoleh pahala dari Allah Ta’ala.
Pasca Ramadan, sikap mental seperti itu harus terus dipertahankan. Seorang muslim selalu siap mengorbankan harta, waktu, tenaga, dan pikiran di jalan kebenaran.
Taqwiyah al Wa’yi al Ijtima’i (Mengasah Kepekaan Sosial)
Ramadan mengasah kepekaan terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat sekitar kita dan umat secara umum. Hal ini tercermin pada kewajiban zakat fitrah, zakat harta yang dikeluarkan pada bulan Ramadan, dan infaq atau sedekah sunah.
Pasca Ramadan, setiap muslim hendaknya terus mempertahankan kepekaan sosialnya dengan berkomitmen menunaikan zakat mal dan atau sedekah sunnah.