Komite Palang Merah Internasional mengumumkan, Rabu (14/6), bahwa sekitar 90 persen warga Suriah hidup di bawah garis kemiskinan, dan lebih dari 15 juta orang lainnya hidup bergantung kepada bantuan kemanusiaan.
Melalui postingan di akun pribadinya, lembaga kemanusiaan ini menyatakan, “Masyarakat Suriah, disamping menghadapi dampak dari konflik dalam negri, ditambah dengan gempa bumi baru-baru ini, mereka juga menghadapi inflasi yang tak terkendali. Krisis moneter, buruknya layanan kesehatan masyarakat, dan rumah-rumah yang terancam roboh termasuk segala infrastruktur vital.”
Dijelaskan lebih lanjut, “Hampir 90 persen warga Suriah saat ini hidup di bawah garis kemiskinan, dan lebih dari 15 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan, kondisi ini yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir.”
Runtuhnya infrastruktur vital di Suriah dinilai sebagai masalah yang sangat memprihatinkan. “Langkah-langkah pembatasan dan sanksi internasional telah menghambat impor suku cadang yang diperlukan untuk memelihara infrastruktur penting di kota-kota besar, itulah sebabnya perlu dorongan internasional agar ada pengecualian dalam menerapkan sanksi kepada rezim yang berkuasa,” jelas Palang Merah Internasional tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, sebagian besar instalasi pengolahan air rusak dan sekarang beroperasi dengan kapasitas rendah, “Kondisi ini yang telah menyebabkan penurunan yang mengkhawatirkan dalam kemungkinan akses ke air minum di beberapa wilayah Suriah.”
Warga lokal di Suriah telah mengalami konflik bersenjata selama lebih dari 12 tahun, kondisi mereka diperparah dengan terjadinya gempa dahsyat melanda yang negara itu pada awal tahun 2023 ini. Sehingga menambah banyaknya penderitaan yang mereka rasakan,” tutup rilis tersebut.
Sumber: Anadholu Agency